Berita Palangkaraya

Karhutla Berulang di Kalteng, Walhi Soroti Sumur Bor dan Sekat Kenal Belum Maksimal

Walhi Kalteng soroti sumur bor dan sekat kanal yang dianggap tak maksimal dalam penanganan karhutla yang selalu berulang terjadi di Kalteng

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
tangkapan layar video dari WAG.
Asap kebakaran lahan di kawasan Taruna-Tumbang Nusa, Kalimantan Tengah, tahun lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla masih mengancam wilayah Kalimantan Tengah, padahal pemerintah telah membangun sumur bor dan sekat kanal yang bertujuan mencegah dan menanggulangi karhutla sejak beberapa tahun lalu.

Lebih dari sepuluh ribu sumur bor dan sekira tiga ribu sekat kanal dibangun, namun karhutla masih saja terjadi di Bumi Tambun Bungai.

Sejak 1 Januari - 2 Juli 2024 BPB-PK Kalteng mencatat luas karhutla mencapai 384,13 hektare dan 418 titik hotspot.

Direktur Walhi Kalteng, Bayu Herinata menyoroti kejadian karhutla yang terus berulang. Menurutnya, program pembangunan sumur bor dan sekat kanal tersebut perlu dievaluasi.

"Banyak sumur bor yang tidak berfungsi, kemudian lokasi pembangunan sumur bornya tidak tepat, terbukti sekarang karhutla masih sering terjadi," ujar Bayu, Sabtu (3/8/2024).

Lalu, lanjut Bayu, temuan kasus sumur bor fiktif yang pernah terjadi di Kalteng mestinya menjadi acuan pemerintah untuk mengevaluasi program tersebut, agar dalam pelaksanaanya bisa lebih maksimal dan transparan.

Dikatakan Bayu, jika pembangunan infrastruktur untuk mencegah karhutla seperti sumur bor dan sekat kanal tidak dievaluasi maka karhutla akan terus berulang.

Baca juga: Padamkan Lahan di Jalan Yos Soedarso, Satgas Karhutla Palangkaraya Terpaksa Pakai Sumur Bor Warga

Baca juga: Catatan Walhi Kalteng, Sebut 5 Kabupaten di Kalteng Sering Terulang Karhula

"Kalau tidak dievaluasi akhirnya hanya akan sebatas klaim saja dan fungsi utama untuk pembasahan lahan dan mencegah karhutla tadi tidak berjalan maksimal," kata Bayu lagi.

Bayu menyebut, sampai saat ini yang dilakukan lebih banyak menanggulangi ketimbang mencegah karhutla.

"Pembangunan infrastruktur seharusnya dimaksimalkan untuk pencegahan dan melibatkan masyarakat setempat yang lebih memahami lokasi," tutur Bayu.

Meski program sumur bor dan sekat kanal telah dibangun. Nyatanya, karhutla masih saja terjadi di Kalteng. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved