Berita Palangkaraya

Mengenal Lebih Dekat Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta Miliki Banyak Prestasi

Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta atau SSB RBT, adalah salah satu tempat mencetak para penari, mencetak sejumlah prestasi membanggakan

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Istimewa
Pengurus Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta atau SSB RBT mengikuti sejumlah even dan kegiatan di sejumlah wilayah. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA- Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta atau SSB RBT, adalah salah satu tempat mencetak para penari, pemain musik dan pecinta seni budaya tradisional di Kota Palangkaraya.

Ruai adalah sejenis Burung Haruei atau Burung Kuau Raja, arti Bahalap dan Teheta sendiri diambil dari Bahasa Dayak Kalbar yang berartikan cantik dan baru.

Jika digabungkan arti dari Ruai Bahalap Taheta adalah burung khas Dayak yang cantik.

Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta, sendiri berada di Jalan Turi 3 No 01, RT 002, RW 007, Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya.

Ketua Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta, Rendi Saputra mengatakan, secara hukum sanggar seni dan budaya ini berdiri pada 10 April 2022 lalu.

"Sanggar Ruai Bahalap Taheta merupakan sanggar pendatang baru yang baru berusia 2 tahun, sanggar ini (SSB RBT;red) didirikan untuk melestarikan seni budaya daerah Kalimantan Tengah," ungkap Rendi Saputra, Rabu (17/7/2024).

Atas dedikasi dan keseriusan, Rendi bersama timnya untuk mengembangkan seni budaya Kalteng, khususnya dalam seni tari dan musik tradisional, banyak memperoleh prestasi.

Satu diantarnya yaitu mengikuti Sendratari Titis Tutus, Sendratari Amuk Banua Kumai (Panglima Utar), mengikuti Rekor Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia;red) kategori tari gelang pada 2023 lalu.

Serta, beberapa waktu yang lalu dipercayakan untuk menjadi tim produksi untuk Sendratari Gumi Halaman Sangarasi (Puteri Mayang Sari) dan masih banyak prestasi yang lainnya.

Rendi menuturkan, pendirian sanggar seni SSB RBT sendiri diawali perbincangan bersama rekannya yang atas kepedulian Budaya Dayak, terkhusus di bidang seni dan musik yang menjadi alasan terbesar berdirinya sanggar ini.

"Intinya berdirinya sanggar ini untuk terus melestarikan Budaya Dayak Kalteng sehingga tidak luntur, terkhusus dalam bidang tari dan musik dayak," ungkapnya.

Saat ini tidak kurang dari puluhan remaja dari Kota Palangkaraya belajar seni tari di Sanggar Seni dan Budaya Ruai Bahalap Taheta yang ia dan rekan-rekannya dirikan tersebut.

Baca juga: Berawal dari Komunitas, Sanggar Seni Hagatang Tarung Toreh Banyak Prestasi, Terakhir Tampil di Cina

Baca juga: Jelajah Sejumlah Negara, Sanggar Seni Betang Batarung Perkenalkan Kesenian Dayak ke Pentas Dunia

Ia berharap ke depannya Sanggar SSB RBT ini terus berkembang dan ikut mengharumkan nama Kalimantan Tengah, terkhusus Kota Palangkaraya.

Pada akhir Juli 2024 ini, Rendi mengatakan sanggar yang ia dirikan tersebut akan mengikuti Even Teater Stunting yang bekerja sama dengan UPTD Taman Budaya Kalteng.

"Tujuan kegiatan tersebut untuk mensosialisasikan tentang stunting dan solusi untun mengatasinya," tutup Rendi Saputra. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved