Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya

Kesaksian Korban Kebakaran di Flamboyan Bawah, Sempat Coba Padamkan Api dan Dengar Ledakan

Kesaksian para korban kebakaran di Flamboyan Bawah Palangkaraya yang menceritakan kepanikan dan berlarian sempat dengan suara ledakan dan padamkan api

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Warga yang panik berhamburan keluar saat terjadi kebakaran di Flamboyan Bawah, Palangkaraya, Senin (20/5/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Isak tangis dan suara kepanikan terdengar jelas di saat petugas pemadam kebakaran, sedang berjibaku memadamkan api di Flamboyan tepatnya di Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangkaraya.

Si jago merah mengamuk dengan ganasnya memakan rumah-rumah warga yang mayoritas terbuat dari kayu.

Asal api diketahui dari rumah yang sedang ditinggalkan oleh pemiliknya. Nurdin (59) yang rumahnya di sekitar lokasi kebakaran berupaya memadamkan api bersama kerabatnya Edo.

"Setelah melihat api dari rumah itu saya coba panggil orang rumahnya ternyata pintunya terkunci lalu saya dobrak," kata Nurdin, Senin (20/5/2024).

Saat berhasil masuk api sudah menjalar ke lantai, gorden hingga dinding rumah. Upaya Nurdin dan Edo memadamkan api dengan alat seadanya menjadi sia-sia.

Tak mau mengambil resiko, Nurdin dan Edo pun keluar dari rumah itu sembari berteriak "Apiiii, apiii, apii," yang membuat warga sekitar berhamburan keluar rumah.

Rumah Nurdin yang berada tak jauh dari asal api juga ikut ludes terbakar. Usia yang lebih dari setengah abad membuat Nurdin hanya mampu menyelamatkan celana yang ada di badannya.

Nurdin tak mampu menandingi keganasan api dan memilih pasrah melihat tempat tinggal beserta isinya menjadi korban keganansan si jago merah.

Warga lainnya bernama Rusmiati (44) juga mengalami nasib serupa. Ketika sadar ada api Ia langsung keluar rumah bersama anak-anaknya tanpa pikir panjang.

"Saat itu saya sedang di atas rumah (lantai 2, red) lalu melihat api sudah membesar dan menyambar ke rumah saya," tutur Rusmiati.

Sembari menahan tangis dan nafas terengah-engah, Rusmiati meceritakan bagaimana api dengan cepat menjalar ke rumahnya.

Ia tak sempat memikirkan hal lain, yang dipikirkan Rusmiati saat itu dengan cepat membawa anak-anaknya yang masih kecil pergi ke tempat aman.

Beruntung Rusmiati sempat keluar meski tak bisa menyelamatkan isi rumahnya. Menurutnya hal itu lebih baik ketimbang tewas terpanggang terjebak api.

Rusmiati juga sempat mendengar suara ledakan dari arah api berasal membuatnya semakin panik dan syok.

"Waktu saya lari ada suara ledakan dari rumah asal api, tapi tidak tahu ledakan apa," terangnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved