Berita Viral

Viral Vina Cirebon Picu Pengakuan Ayah Kandung Eki, ini Kata Iptu Rudiana

Berita viral kasus pembunuhan Vina Cirebon tahun 2016 silam yang kisahnya kini dijadikan film layar lebar dengan judul Vina Sebelum 7 Hari.

|
Editor: Nia Kurniawan
Tribunnews
Hotman Paris bersama keluarga almarhumah Vina dalam upaya mencari pelaku pembunuhan Vina lainnya, ditemui di kawasan Slipi Jakarta Barat, Kamis (16/5/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM - Kembali viral kasus pembunuhan Vina Cirebon tahun 2016 silam yang kisahnya kini dijadikan film layar lebar dengan judul Vina Sebelum 7 Hari.

Ya, kasus Vina Cirebon memantik video diunggah akun instagram pengacara Hotman Paris, Jumat (17/5/2024) Iptu Rudiana sembari menahan tangis menyampaikan sejumlah klarifikasi.

Nah, Iptu Rudiana adalah ayah kandung dari Muhammad Rizki Rudiana alias Eki, kini akhirnya muncul dan angkat bicara.

Diketahui, Eki sendiri merupakan kekasih dari Vina turut jadi korban meninggal dunia dari kekejaman 11 anggota geng motor.

Baca juga: Warung Milik Epy Kusnandar si Kang Mus Preman Pensiun Jadi Tempat Simpan Ganja, ini Kata Polisi

Pengakuan Iptu Rudiana meminta publik di media sosial berhenti memberikan statement yang bisa memicu rasa sakit bagi pihak keluarga.

Tak hanya itu, Iptu Rudiana meminta publik mendoakan putranya dan berharap para tersangka lainnya bisa segera terungkap.

Berikut isi lengkap pernyataan dari Iptu Rudiana :

"Assalamualaikum waramatulahi wabarakatuh pada kesempatan ini saya mengharapkan kepada seluruh warga negara Indonesia.

Saya adalah orang tua kandung dari almarhum muhamad Rizki Rudiana atau Eki,

Saya mohon kepada seluruh warga negara Indonesia agar jangan membuat kami lebih sakit, Eki adalah anak kandung kami
yang mana jadi korban daripada kelompok kelompok yang kejam

Saya tidak diam, saya terus berupaya dengan bekerja sama dengan reskrim terbukti beberapa pelaku kami amankan dan sisanya sedang kami perjuangkan untuk dilakukan pengungkapan

Sekali lagi saya mohon doa mudah mudahan orang orang yang telah mengambil nyawa anak saya bisa segera terungkap, dan sekali lagi saya mohon kepada seluruh warga indonesia agar jangan berasumsi atau memberikan statement yang akan mungkin lebih membuat kami sakit.

Kami cukup yang mengalami selama 8 tahun saya berupaya untuk sabar, dan saya mohon agar seluruh Indonesia bisa mendoakan anak saya,supaya tenang, dan mendoakan pelakunya bisa segera terungkap," ucap Iptu Rudiana.

rudiana vina cirebon
Iptu Rudiana Ayah dari Muhammad Rizki Rudiana alias Eki Kekasih Vina Cirebon Ikut Tewas Dibunuh 11 Anggota Geng MotorĀ 

Nayla Pemeran Vina Sempat Kerasukan Dengar Nama Egi

Sutrada Anggy Umbara membagikan kisah mistis dialami selama pembuatan film Vina Sebelum 7 hari.

Adapun Vina Sebelum 7 Hari kembali jadi sorotan dan viral di bioskop setelah fakta 3 pelaku pembunuhan belum ditangkap.

Muncul sebagai bintang tamu di kanal youtube Ngobrol Asix, Anggy Umbara menguak proses pembuatan film tersebut.

Anggy Umbara mengaku saat proses pertama kali syuting ia sampa menangis karena dengan alur cerita yang tragis.

Selain itu, ia juga bersama kru lainnya mengalami kejadian-kejadian mistis saat syuting film Vina 'Vina : Sebelum 7 Hari'.

"Kisah ini paling unik dan paling berat secara psikologi," ucap Anggy Umbara. Dilansir dari Youtube Ngobrol Asix, Jumat (17/5/2024).

"Saat pertama kali syuting saya dan teman-teman sampai menangis, ini yang pertama menangis," sambungnya.

Adapun lokasi syutingnya langsung ditempat kejadian perkara kasus pembunuhan Vina, remaja asal Cirebon.

Tak hanya itu saja, Anggy mengatakan pemeran utama yang berperan sebagai Vina pun sampai kerasukan.

Nayla, pemeran Vina kerasukan saat bertemu dengan pemeran Egi.

"Waktu endingnya dia ngamuk, dia kerasukan sempat bilang 'matiin aja', apa lagi pas dia ketemu dengan Egi energi Vina nya kayak benar-benar bukan Nayla. Udah di stop-stop dia masih, sampe kita stop berapa jam, butuh jadi ngabisi energinya benar-benar gilaan," jelas Anggy.

"Saya juga merasa energinya beda dengan film-film horor lainnya, kalu orang yang gak kuat banget bisa kerasukan," sambungnya.

Tak hanya Nayla, Anggy Umbara juga sampai sakit saat awal mengunjungi lokasi syuting.

"Saya bersama penulis dan produser sampai rumah langsung sakit, istri saya bilang ada seseorang yang pegang saya hingga akhirnya saya ke UGD," terangnya.

Bahkan teman-teman krunya pun merasakan kejadian supranatural.

"Hari pertama nginep di hotel kru saya mengalami kejadian supranatural," ujarnya.

Didatangi Oknum Polisi

Selain itu, Anggy juga mengatakan waktu itu mereka tiba-tiba saja didatangi oknum tak dikenal.

"Pas hari kelima kita sempat didatengin sama orang-orang yang mengaku polisi," kata Anggy dikutip dari YouTube Ngobrol Asix.

"Dia menghentikan syuting, minta skenario," imbuhnya.

Menghadapi hal tak terduga itu, Anggy bertindak cepat meminta salah satu kru untuk membawa hardisk hasil syuting selama lima hari untuk dibawa keluar dari lokasi syuting.
Sementara yang lain berusaha menghalangi oknum tersebut agar tak masuk lebih dalam ke lokasi syuting.

"Kita tahan dulu, enggak bisa masuk terlalu dalam, ditahan di depan," ucap Anggy.

"Saya takut terjadi intimidasi fisik, hardisk yang sudah kita syuting, saya langsung suruh bawa ke Jakarta," sambungnya.

Anggy kemudian menghubungi produsernya di Jakarta mengenai hardisk yang sedang dikirim ke Jakarta.

Selain itu Anggy juga menghubungi kenalan di Polda Jawa Barat yang menyarankan agar Anggy meminta identitas oknum tersebut.

"Pas kita minta identitasnya, mereka enggak mau kasih, mau kita videoin, tahu-tahu mereka cepat ngilang aja, enggak ada," tutur Anggy.

Karena saat itu mereka dengan cepat menghilang, sampai sekarang Anggy masih belum tahu sosok orang-orang yang mendatangi mereka dan menghalangi proses syuting.

"Enggak tahu," kata Anggy.

"Kita enggak pernah lihat identitas mereka dan mereka ilang cepat, cepet banget ilangnya," lanjutnya.

Sebagai informasi, kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina di Cirebon kembali menjadi sorotan usai film Vina: Sebelum 7 Hari tayang di bioskop, Rabu (8/5/2024).

Vina dibunuh 11 anggota geng motor di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 27 Agustus 2016 malam.

Ia ditemukan tak bernyawa bersama kekasihnya, Eki. Mulanya, keduanya dilaporkan mengalami kecelakaan tunggal. Namun, luka parah di bagian kepala, tubuh, dan kaki, membuat keluarga curiga.

Setelah polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan, terkuak bahwa Vina dan Eko merupakan korban pembunuhan. Vina bahkan diperkosa secara bergantian oleh para pelaku.

Polisi telah menangkap delapan dari 11 pelaku pembunuhan dan pemerkosaan Vina. Tujuh di antaranya divonis hukuman penjara seumur hidup, sedangkan satu pelaku dihukum penjara 8 tahun

Sementara tiga pelaku lain masih buron, yakni Dani (28), Andi (31), dan Pegi (30).

Kronologi

Kapolres Cirebon saat itu, AKBP Indra menjelaskan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang diperiksa, Vina dan Eki, bermalam pada Minggu (27/8/2016), bersama rekan klub motor mereka dengan berkeliling sekitar Kota Cirebon.

Saat melintasi kawasan SMP Negeri 11 Kota Cirebon, mereka dilempari batu oleh kelompok geng motor lainnya.

Korban bersama seluruh rekan mereka langsung tancap gas melarikan diri.

Rupanya, geng motor tersebut mengejar dan berhasil menendang motor yang dikemudikan Eki bersama Vina hingga terjatuh.

Mereka langsung memukuli dan menangkap keduanya.

Setelah terjatuh di jembatan layang, para pelaku membawa kedua korban ke tempat sepi di depan SMPN 11 Kota Cirebon di jalan perjuangan.

Di lokasi tersebut, para pelaku secara bergantian memukuli kedua korban hingga luka berat dan memerkosa Vina secara bergantian, hingga akhirnya meninggal di lokasi.

Setelah melakukan tindakan kejam itu, para pelaku sengaja membuang jasad kedua korban di bawah jembatan layang untuk mengelabui bahwa seakan-akan korban meninggal dunia karena mengalami kecelakaan tunggal.

Kasus ini terbongkar berdasarkan kecurigaan pihak keluarga dan juga petugas kepolisian yang melihat luka di sekujur tubuh korban yang sangat parah.

Sejumlah rekan korban juga menceritakan peristiwa pengejaran oleh geng motor yang terjadi sebelumnya.

"Asumsi pertama saat itu adalah kejadian lakalantas. Setelah itu, kami mendapat informasi dari rekan korban bahwa korban belum tentu mengalami kecelakaan lalu lintas," kata Indra.

Polisi kemudian menangkap 8 dari 11 pelaku berinisial ER (27), HS (23), JY (23), ES (23), SP (19), SK, SD, dan RW pada 31 September 2016.

Sementara, tiga pelaku yang belum ditangkap masih buron, di mana satu di antaranya merupakan dalang dari tindakan brutal ini.

Para pelaku dijerat Pasal 338, 351, 170, dan 285 KUHP dengan ancaman penganiayaan dan pemerkosaan serta Undang-Undang Perlindungan Anak.

(Tribunkalteng.com/ Tribunsumsel)

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved