Berita Kobar

Harga Ayam Kampung dan Potong Turun di Pasar Indra Sari Pangkalan Bun, Pedagang Dapat Bernafas Lega

Harga ayam kampung dan potong di Pasar Indra Sari, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat mengalami penurunan dan pedangan bernafas lega

|
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Nur Aina
TRIBUNKALTENG/AHMAD SUPRIANDI
Harga daging ayam potong dan ayam kampung turun tiga hari setelah lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, Sabtu (13/4/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PANGKALAN BUN - Turunnya harga ayam kampung dan potong di Pasar Indra Sari, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat membuat pedangan bernafas lega.

Pasalnya kenaikan harga ayam kampung dan potong di bulan Ramadhan hingga Lebaran 2024 ini membuat pedagang khawatir, jika dagangannya tidak laku.

Momen bulan Ramadhan hingga Lebaran 2024 membuat harga pasar bahan pangan mengalami peningkatan.

Seperti halnya di Pasar Baru atau Pasar Indra Sari, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Yang mana menjelang Lebaran 2024 harga ayam potong sempat mencapai Rp 70.000 per kilogram.

Baca juga: Harga Daging Sapi Tembus Rp 170 Ribu per Kg di Pasar Besar Palangkaraya, Cek Harga Sembako Lain

Sementara harga ayam kampung melonjak mencapai Rp 120.000 saat menjelang lebaran.

Hal tersebut membuat sejumlah pedagang lesu lantaran daya beli konsumen menurun, meski daging ayam tetap banyak peminatnya.

Mardianto (46), pedagang ayam di Pasar Indra Sari mengungkapkan, kenaikan harga daging ayam menjelang lebaran membuatnya mengurangi stok karena konsumen mengurangi pengeluaran.

"Untuk lebaran memang banyak yang beli, tapi konsumen membeli dengan jumlah lebih sedikit," ucapnya saat ditemui di Pasar Indra Sari.

Kini Mardianto bisa sedikit bernafas lega karena harga daging ayam mulai turun tiga hari setelah Lebaran 2024.

Penurunan harga ayam kampung ini disebutkan sekitgar hingga Rp 15.000 per kilogram.

"Sebelum lebaran harga daging ayam kampung bisa Rp 100 ribu per kilogram lebih, sekarang sudah jadi Rp 85 ribu per kilogram," jelas Mardianto.

Sedangkan daging ayam potong kini harganya turun menjadi Rp 55.000 per kilogram.

Meski harga dagangannya turun Mardianto justru bisa bernafas lega, karena daya beli konsumen meningkat.

"Kalau di atas itu harganya, orang tidak mau beli," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved