Haul ke 218 Datu Kelampayan
Haul Ke-218 Datu Kelampayan, ini Sosok Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan kabar jelang Datu Kalampayan yang akan digelar di Masjid Tuhfaturroghibin Desa Dalam Pagar, Martapura, kalsel.
Mereka adalah Abdul Rahman al-Batawi, Daud al-Fatani, Abdul Shomad al-Palimbani, dan Abdul Wahab al-Makassari.
Kembali ke Tanah Air Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari kembali ke tanah kelahirannya pada 1772.
Kedatangannya disambut oleh Sultan Tahmidullah II, yang saat itu memimpin Kesultanan Banjar.
Ia pun ditunjuk oleh Sultan Tahmidullah II menjadi ulama untuk mengembangkan keilmuan dan memajukan agama Islam di Kesultanan Banjar.
Penunjukkan Muhammad Arsyad al-Banjari sebagai tokoh atau ulama di Kesultanan Banjar disambut dengan baik oleh masyarakat. Bahkan, Sultan Tahmidullah II juga menjadi salah satu muridnya.
Sultan Tahmidullah II inilah yang kemudian menekannya untuk mengarang sebuah kitab. Muhammad Arsyad al-Banjari kemudian mengarang Kitab Sabilal Mubtadin, yang menjadi pedoman pendidikan agama Islam di Kesultanan Banjar dan bahkan menjadi rujukan bagi penuntut ilmu Islam di Asia Tenggara.
Selama menjadi ulama besar di Kesultanan Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari berperan merevolusi metode pendidikan Islam.
Ia membuka pusat pendidikan agama Islam atau sebuah pondok pesantren yang diberi nama Dalam Pagar.
Pondok pesantren Dalam Pagar ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah perkampungan yang ramai untuk menuntut ilmu agama Islam kala itu.
Banyak ulama-ulama di Banjar pada saat itu merupakan lulusan dari Dalam Pagar pimpinan Muhammad Arsyad al-Banjari.
Selain menjadi ulama dan guru panutan di Kesultanan Banjar dan menulis Kitab Sabilal Mubtadin, ia juga aktif mengarang kitab-kitab lainnya.
Berikut adalah kitab-kitab karangan dari Muhammad Arsyad al-Banjari. Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh Kitab Tuhfatur Raghibin Kitab Nuqtatul Ajlan Kitabul Fara-idl Kitab Sabi al-Muhtadin li at-Tafaqquh fi Amriddin Kitab Kanz al-Makrifah Kitab Luqtat al-’Ijlan fi Bayan al-Haid wa Istihada wa Nifas al-Niswan
Setelah mengabdikan diri bagi perkembangan agama Islam dan kemajuan pendidikan di Kesultanan Banjar, Muhammad Arsyad al-Banjari meninggal pada 1812 di usia 102 tahun.
Setelah kematiannya, namanya terus dikenang sebagai ulama besar dari Kalimantan. Muhammad Arsyad Al-Banjari juga dikenang sebagai pedakwah di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara.
Kabar Jelang Haul
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari
Datu Kelampaian
Datu Kelampayan
Datu Kalampayan
Martapura
Kalimantan Selatan
Hari ini Haul Ke-218 Datu Kelampayan, ini Profil dan Karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari |
![]() |
---|
LINK Live Streaming Haul Datu Kelampayan Hari ini, Siaran Langsung di Dalam Pagar Martapura Kalsel |
![]() |
---|
Rentetan Kegiatan Haul Datu Kalampayan 2024, Ini Kitab Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Semasa Hidup |
![]() |
---|
Persiapan Jelang Haul Datu Kalampayan 2024, Dinas Pariwisata Kalsel Buka Warung Gratis, Cek Waktunya |
![]() |
---|
Jadwal Acara Khutbah Haul ke 218 Datu Kalampayan, Ada Sanad Ilmu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.