Ramadhan 2024
Buya Yahya Jelaskan Hukum Tidur-tiduran Ketika Puasa Ramadhan, Singgung Soal Pahala yang Didapat
Buya Yahya menjelaskan hukum tidur-tiduran ketika puasa Ramadhan, singgung soal pahala yang didapat.
TRIBUNKALTENG.COM - Berikut pendakwah Buya Yahya menjelaskan hukum tidur-tiduran ketika Puasa Ramadhan.
Memasuki hari keempat bulan Ramadhan 2024, tubuh yang lemah dan lesu saat berpuasa di bulan Ramadhan, membuat sebagian orang memilih untuk tidur-tiduran.
Dengan begitu kini Pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah Buya Yahya menyinggung soal pahala yang didapat saat tidur-tiduran ketika berpuasa di bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan.
Di mana pada bulan Ramadhan ini segala amalan akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Namun tak sedikit orang saat berpuasa memilih untuk tidur seharian.
Baca juga: Buya Yahya Ungkap Hukum Berhubungan Suami Istri Saat Puasa Ramadhan, Ini Bacaan Niat Mandi Wajibnya
Itu karena kondisi tubuh saat berpuasa bisa terasa lemas dan lesu.
Sehingga manusia seringkali menjadikan alasan untuk tidur seharian di bulan Ramadhan.
Mereka juga memilih tidur setelah makan sahur atau setelah sholat subuh, lalu baru bangun menjelang berbuka.
Lantas seperti apa hukum puasanya jika hanya dibarengi dengan tidur-tiduran seharian?
Melansir melalui channel YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya kini menjelaskan hukum tidur-tiduran saat berpuasa di bulan Ramadhan.
Buya Yahya mengatakan bahwa jika tidur seharian mulai setelah sahur hingga waktu berbuka maka puasanya tetap sah.
"Kalau hukum tidur, habis sahur tidur bangun-bangun isya puasanya adalah sah," ujar Buya Yahya, Jumat (15/3/2024).
Kemudian pendakwah yang lahir pada 10 Agustus 1973 ini menyinggung soal pahala yang diterima, ketika tidur-tiduran saat puasa Ramadhan.
"Jadi tidur saat berpuasa, ya pahalanya pahala puasa, bukan tidurnya dapat pahala, nggak seperti itu," jelasnya.
"Maka tidur adalah hilang akal yang tidak membatalkan puasa," tegasnya.
Walaupun tidur saat puasa Ramadhan tetap sah, menurut Buya Yahya bukan berarti hal ini semata-mata dijadikan kebiasaan.
"Cuma sayang Ramadhan kita banyak tidur," imbuhnya.
Menurutnya, pada waktu menjalankan ibadah puasa hendaknya diisi dengan kegiatan yang positif.
Bisa juga diisi dengan menambah pundi-pundi pahala yang berlipat ganda.
Kemudian, Buya Yahya juga menjelaskan mengenai hadits yang menyebutkan orang tidur ketika berpuasa adalah ibadah.
Buya Yahya kini menyebutkan tiga tingkatan orang di saat berpuasa.
"Imam Ghazali menyebutkan ada tingkatan orang," sebut Buya Yahya dinukil dari Imam Ghazali.
Menurutnya, saat berpuasa umat Islam sebisa mungkin memiliki amal baik.
"Jadi kalau orang berpuasa, sebisa mungkin kita itu mempunyai amal baik," katanya.
Hadits yang menyebutkan tidur saat berpuasa itu guna untuk menghindari perbuatan tak baik.
"Tapi kalau ternyata kita tu melek dan menggunjing orang, lebih baik tidur," terangnya.
Namun tidak ada pahala saat menjalankan tidur di bulan Ramadhan.
Hanya saja tetap pahala puasa yang didapatkan saat melakukan tidur di bulan Ramadhan.
"Pahalanya ya pahala puasa, bebas kita dari menggunjing dan sebagainya," bebernya.
Meski tidur tapi tetap menjalankan kewajiban shalat, maka akan tetap mendapatkan pahala puasa.
Buya Yahya lalu menyebutkan tiga golongan manusia saat melakukan ibadah puasa.
"Perbandingannya tu gini, ada 3 model manusia," ucapnya.
Pertama, Buya Yahya mengatakan ada golongan yang tidak tidur, namun selalu beribadah.
"Anda golongan yang bisa bangun tidak tidur bisa melakukan ibadah, baca Quran, dan seterusnya, itu istimewa," ungkapnya.
Ada juga golongan kedua menurut Buya Yahya yang tidak tidur namun kerjaannya hanya menggunjing orang lain serta melakukan maksiat.
Maka golongan itu terlihat jelek di mata Allah SWT.
"Yang kedua adalah manusia yang bukan Anda itu, kalau melek itu gunjing orang," terangnya.
"Bahkan maksiat, nonton internet, buka yang nggak-nggak, padahal dia puasa, maka ini jelek," jelasnya.
Terakhir yang ketiga menurut Buya Yahya daripada menjadi golongan kedua, lebih baik mengerjakan puasanya di barengi dengan tidur.
Hal itu dilakukan guna untuk menghindari perbuatan dan perilaku buruk saat berpuasa.
"Lebih baik yang ketiga, tidur anda, dari pada buka internet yang nggak karu-karuan, chatingan yang nggak-nggak, maka lebih baik tidur," pungkasnya.
Baca juga: Hukum Muntah Secara Sengaja Saat Puasa, Buya Yahya Ungkap Cara Membersihkan Ludah Agar Tak Batal
Ada 9 hal atau sebab yang bisa membatalkan puasa.
Ini sebagaimana dijelaskan oleh Buya Yahya dalam tayangan video YouTube Al-Bahjah TV.
Berikut 9 hal atau sebab yang membatalkan puasa seseorang.
1. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga tubuh
Adapun rongga tubuh yang dimaksud yaitu, mulut, telinga, hidung, dan dua lubang kemaluan (qubul dan dubur).
Untuk mulut, seperti dijelaskan oleh Buya Yahya, yang dimaksud membatalkan puasa ialah tidak boleh menelan sesuatu.
Kecuali air liur atau ludah, tidak membatalkan puasa asalkan memenuhi tiga hal.
"Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan 3 catatan. Satu, ludahnya sendiri. Yang kedua ludahnya masih ditempatnya, di dalam mulut. Yang ketiga murni belum bercampur sesuatu," terang Buya Yahya.
Untuk lubang hidung, lanjut Buya Yahya, dikatakan batal puasanya jika sesuatu yang dimasukkan itu sampai pada area lubang dimana kita bisa merasakan perih.
"Kalau seandainya ada sesuatu kita masukkan kesana(saluran hidung bagian atas), batal. Tapi wilayah bawah tidak," terangnya.
2. Muntah dengan disengaja
Yang disebut muntah dengan disengaja seperti diterangkan oleh Buya Yahya adalah sengaja melakukan perbuatan yang bisa membuat dirinya muntah.
Misalnya seperti muntah akibat sengaja memasukkan jari ke dalam mulut atau muntah karena mencium bau yang busuk.
Sementara jika muntah karena hamil muda tidak membatalkan puasanya.
3. Jima' atau bersenggama
Melakukan jima’ di siang hari dengan sengaja baik dengan istri atau suami termasuk dengan siapapun akan membatalkan puasanya.
Sekalipun tidak mengeluarkan mani.
Bagi mereka yang berniat puasa pada malam harinya lalu pada siang harinya melakukan hal itu maka diwajibkan untuk membayar kafarat atau denda.
4. Keluar mani dengan disengaja
Keluar mani karena disengaja merupakan satu dari hal yang membatalkan puasa, sekalipun keluar tanpa melakukan senggama.
Misalnya seperti mengkhayal sesuatu, memegang kemaluan atau berbuat apapun yang bisa merangsang hingga mani keluar.
Maka hal itu dapat membatalkan puasa karena dilakukan secara sadar dan disengaja.
Namun jika mani keluar tanpa disengaja seperti karena mimpi, maka tidak membatalkan puasa.
5. Haid
Haid (menstruasi) bagi perempuan merupakan salah satu penyebab batalnya puasa.
Meskipun haid adalah fitrahnya perempuan, mereka tetap wajib mengqadha puasa di lain bulan Ramadhan.
6. Melahirkan
Wanita yang tengah hamil tua dan tetap menjalankan ibadah puasa, lalu tiba-tiba melahirkan, maka puasa yang ia jalani itu batal.
Sekalipun seandainya wanita tersebut tidak melahirkan bayi, tapi mengalami keguguran.
7. Nifas
Darah nifas akan dikeluarkan bagi perempuan yang baru saja melahirkan.
Keluarnya darah termasuk sesuatu yang tidak dibolehkan puasa, kalaupun puasa itu menjadi batal.
Sehingga bagi perempuan yang baru saja melahirkan dibulan Ramadhan, diwajibkan untuk mengqadha puasanya
8. Hilang akal
Maksud dari hilang akal itu ada beberapa ciri.
Karena mengalami gangguan kejiwaan.
Orang dengan gangguan kejiwaan secara otomatis batal puasanya.
Orang yang seperti itu dianggap tidak lagi mukallaf (tidak berkewajiban puasa).
Baca juga: Pakai Mukena Corak Tutul Teraweh Ramadhan 2024 Ibu-ibu Viral di Medsos, Ini Penjelasan Buya Yahya
9. Murtad
Murtad berarti seseorang telah memilih keluar dari Islam.
Semisal, tidak mengakui Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa.
Jika seseorang telah murtad, tidak lagi terkena kewajiban ber puasa.
Maka secara otomatis puasanya akan batal.
(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
| Waktu Berbuka Puasa Ramadhan 8 April 2024 di Kalsel Banjarmasin dan Sekitarnya, Lengkap Doanya |
|
|---|
| Jadwal Buka Puasa Ramadhan 8 April 2024 di Palangkaraya dan Sekitarnya, Lengkap Bacaan Dzikir Petang |
|
|---|
| Jadwal Berbuka Puasa 7 April 2024 Wilayah Kalteng dan Kalsel, Sekitar Palangkaraya dan Banjarmasin |
|
|---|
| Cek Waktu Berbuka Puasa Ramadhan 5 April 2024 di DKI Jakarta dan Sekitarnya, Lengkap Doa Shahih |
|
|---|
| Waktu Berbuka Puasa Ramadhan 5 April 2024 di Banjarmasin dan Sekitarnya, Cek Doa Pengikut Nabi Saw |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/Buya-Yahya-bereaksi-mengenai-konflik-Palestina-dan-Israel.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.