Bundaran Besar Palangkaraya

Bundaran Besar Palangkaraya Kembali Jadi Tempat Olahraga, PKL CFD Ingin Tetap di Lokasi Lama

Suasana Kawasan Bundaran Besar Palangkaraya kembali seperti sebelumnya, ramai jadi tempat olahraga warga setempat.

|
Penulis: Anita Widyaningsih | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM / ANITA WIDYANINGSIH
Jeje seorang pedaagng kalki lima atau PKL CFD saat melayani pelanggan di tempatnya berjualan di CFD Palangkaraya, Minggu (11/2/2024). PKL CFD di Jalan Yos Soedarso belum ada tanda-tanda dikembalikan ke lokasi sebelumnya yang berada dekat dengan Bundaran Besar Palangkaraya. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Suasana Kawasan Bundaran Besar Palangkaraya kembali seperti sebelumnya, ramai jadi tempat olahraga warga setempat.

Ini setelah renovasi Bundaran Besar Palangkaraya sudah terbuka untuk warga melakukan olahraga pagi pascarenovasi. 

Namun begitu, lokasi Care free day atau CFD masih ditempat saat ini, belum ada tanda-tanda pedagang kaki lima atau PKL CFD dikembalikan ke lokasi sebelumnya sekitar Bundaran Besar Palangkaraya.

Bahkan, sebagian PKL CFD malah menyatakan meski Bundaran Besar Palangkaraya di buka merka lebih sukan berjualan di tempat yang sekarang yang lokasinya agak jauh dari Bundaran Besar.

Baca juga: Pemberian Nama Bundaran Besar Palangkaraya, Merupakan Representasi Keberadaan Suku Dayak

Baca juga: CFD Taman Kota Sampit Ramai Saat Masa Libur Panjang, PKL Siapkan Jualan Lebih Banyak

Baca juga: Gelar Kopi Darat Tiap Minggu di CFD Palangkaraya, Komunitas Musang Lovers Edukasi Masyarakat 

Seorang PKL CFD yakni penjual aksesoris cantik seperti gelang dan kalung yang dibuat dari manik-manik dengan warna-warni cantik mengaku lebih suka berjualan dilokasi yang sekarang di Jalan Yos Seodarso agak jauh dari Bundaran Besar Palangkaraya.

Penjual aksesoris cantik bernama Jeje ini merupakan pelajar kelas 2 SMA di salah satu sekolah di Palangkaraya.

Meskipun masih pelajar dia terbiasa mandiri dan  meberanikan diri membuka usaha jual aksesoris cantik.

Memanfaatkan lokasi Car Free Day atau CFD Palangkaraya, dijadikan Jeje sebagai wadah memasarkan usahanya terebut.

Jeje mengaku Car Free Day, yang ada di Jalan Yos Sudarso Palangkaraya saat ini, cenderung lebih ramai di bandingkan lokasi Car Free Day dekat Bundaran Besar.

“Lebih ramai disini, karena semua campur jadi satu jadi banyak pilihan. Kalau di Bundaran Besar kemarin lokasinya dipisah antara kuliner dan barang, jadi kita yang jual barang agak sepi. Numpuk di Kuliner semua,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika lokasi CFD ini diharuskan kembali ke bundaran besar lagi, ia berharap agar konsep penataan lapak sama seperti saat ini di Yos Sudarso.

Jeje juga menjelaskan, di lapak CFD yang sekarang ini, ia bisa meraup pendapatan hingga Rp 600.000 sekali berjualan, sedangkan saat berjualan dekat Bundaran Besar biasanya Jeje hanya mendapatkan Rp 300.000.

Usaha Jeje ini menyediakan berbagai macam pernak-pernik, seperti cincin, kalung, gelang, gantungan handphone, yang dibuat secara homemade.

“Kita buat sendiri, setiap minggu harus ada target, misalnya gelang bisa 20, 30 biji,” jelasnya.

Ia membanderol harga mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 25.000.

Proses pengerjaan aksesoris ini, Jeje dibantu oleh rekannya dengan sistem upah. (*)
 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved