Haul Guru Sekumpul 2024

Profil Abah Guru Sekumpul, Pemicu Pria ini Rela Bersepeda Dari Tarakan ke Martapura Demi Hadir Haul

Fakta Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah semakin dekat.

Editor: Nia Kurniawan
YouTube Sekumpul Tarim
Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah semakin dekat. 

TRIBUNKALTENG.COM - Jadwal pelaksanaan Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah semakin dekat.

Jelang pelaksanaan Haul ke-19 Guru Sekumpul, berikut kisah karomah Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani

Jelang Haul Guru Sekumpul 2024, meski belum diumumkan secara resmi perihal tanggal pasti dilaksanakannya haul ke-19 Guru Sekumpul, jemaah luar daerah kini sudah mulai melakukan persiapan datang ke Martapura, Kalimantan Selatan.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah aksi seorang pria yang mengaku nekat mengendarai sepeda dari Tarakan, Kalimantan Utara menuju Martapura.

Baca juga: Jadwal Haul Guru Sekumpul 2024, Lirik Syair Assalamualaika yang Sempat Dibawakan Abah Guru Sekumpul

Baca juga: Haul Guru Sekumpul 2024, Kata Ustadz Abdul Somad Soal Sosok Muhammad Zaini bin Abdul Ghani

Aksi pria itu pun ramai menjadi bahan perbincangan hingga viral di Media Sosial salah satunya diunggah akun @peristiwabanua, Kamis (4/1/2024).

Terlihat dalam video yang beredar, seorang pria dengan menggunakan gamis coklat dan peci putih sedang menggeret sepeda injak miliknya di kawasan Barabai, Hulu Sungai Tengah.

Di bagian depan dan belakang sepeda tertera tulisan yang menyatakan bahwa pria tersebut berniat mendatangi Sekumpul, Martapura untuk menghadiri haul.

"Jemaah haul abah guru sekumpul ke-19 semoga berkah, Tarakan Kaltara, semangat," tulisnya.

Di sepeda miliknya, pria tersebut tampak membawa sejumlah peralatan pribadi mulai dari pakaian, sepatu, hingga makanan.

Namun fakta lain diungkap sejumlah warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut.

Bukan dari Tarakan, Kalimantan Utara, sejumlah warganet menuturkan bahwa pria tersebut ternyata berasal dari Amuntai, Hulu Sungai Utara.

"yusufransya : Lawas kd meliat Marzuki nih mulai lagi halus d nagara,"

"niesa_arrahman_ : Mulai amuntai sini ae inya, rnck minta minta png prak rmh kami inya dijmbtn dbnua lima ni rnck . Markasnya di langgar higa jmbtn bnua lima sini,"

"xy_fallzz02 : SALAH INFO PIAN MIN AI SIDIN TUH ASLINYA MULAI NAGARA LAIN KALTARA,"

"mjr_store158 : Kaltara kah hulusungai kah,"

"logan_6331 : Ai ih lah adin nih rasa nya yg viral yg ke samarinda kh balikpapan rasa nya, yg kdd ongkos Bulik jar, mngaku urang amuntai, padahal urang nagara,"

"da_nidaa11 : orang amuntai wara rajin minta2 di jembatan banua 5,"

Papar sejumlah warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut.

Sampai saat ini Banjarmasinpost.co.id masih berupaya mengonfirmasi terkait video yang ramai beredar di media sosial ini.

Tapi bagaimanapun, jarak yang ditempuh pria tersebut terbilang jauh. Bila dari Amuntai saja, ia akan menempuh jarak kurang lebih 150 kilometer untuk menuju kawasan Sekumpul, Martapura, pusat lokasi kegiatan Haul ke-19 Guru Sekumpul.

Profil Abah Guru Sekumpul

Menjelang Haul Guru Sekumpul 2024 berikut profil Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani

Ya, Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, adalah salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.

Ulama yang akrab disapa Guru Ijai ini lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman.

Sedangkan, ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.

Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadi

Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul juga mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Selain itu juga, pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.

Karena pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah, maka Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru

Pada sekitar 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.

Lokasi baru itu kemudian dinamakan kompleks Ar-Raudhah, penamaan tersebut mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah. 

Guru Sekumpul kemudian mengalami sakit pada ginjalnya hingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, pada 9 Agustus 2005, Guru Sekumpul diperbolehkan pulang.

Namun, keesokan harinya, pada 10 Agustus 2005, Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.

Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Kalimantan Selatan.

Karomah Abah Guru Sekumpul

Menjelang Haul Guru Sekumpul 2024, simak kisah karomah Guru Ijai yang sempat bermimpi bertemu dengan Sayyidina Hasan dan Husin di waktu kecil.

Kisah Karomah Abah Guru Sekumpul ini dilansir melalui YouTube Tafakkur Fiddin yang dinukil dari Manakib Risalah Riwayat KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Albanjari dan disusun Guru H Muhammad Hudhari dikutip Tribunkalteng.com, Minggu (10/12/2023).

Jadwal Haul Guru Sekumpul 2024, menurut H Abdel salah satu dari relawan posko induk Sekumpul bahwa untuk tanggal meninggal Abah Guru Sekumpul bertepatan pada tanggal 17 Januari 2024.

H Abdel menjelaskan pelaksanaan Haul Guru Sekumpul 2024 bisa dimajukan ke 14 Januari 2024 dan bisa juga diundur ke tanggal 21 Januari 2024  atau diantaranya.

Kembali ke kisah Karomah Abah Guru Sekumpul, Guru Hudhari menceritakan bahwa Abah Guru Sekumpul atau Guru Ijai sewaktu kecil sempat bermimpi bertemu dengan Sayyidina Hasan dan Husin.

Diketahui, Sayyidina Hasan dan Husin merupakan cucu Rasulullah Saw.

Di dalam mimpi, Guru Ijai bertemu dengan Sayyidina Hasan dan Husin yang membawakannya pakaian jubah.

Kemudian, Sayyidina Hasan dan Husin juga memasangkan sehelai surban di leher Guru Ijai.

Setelah itu, Sayyidina Hasan dan Husin memberikan nama Abah Guru Sekumpul menjadi Zainal Abidin.

Setelah bangun dari tidurnya, Abah Guru Sekumpul menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya.

Kemudian, Ayahnya mengganti nama Guru Ijai yang dulunya Qusyairi menjadi Muhammad Zaini.

Ternyata, kisah karomah Guru Ijai yang bermimpi bertemu dengan Sayyidina Hasan dan Husin ini merupakan sebuah asal usul pergantian nama-nya yang sekarang.

( Tribunkalteng.com /Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved