Haul Guru Sekumpul 2024

Profil Abah Guru Sekumpul, Pemicu Pria ini Rela Bersepeda Dari Tarakan ke Martapura Demi Hadir Haul

Fakta Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah semakin dekat.

Editor: Nia Kurniawan
YouTube Sekumpul Tarim
Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah semakin dekat. 

"logan_6331 : Ai ih lah adin nih rasa nya yg viral yg ke samarinda kh balikpapan rasa nya, yg kdd ongkos Bulik jar, mngaku urang amuntai, padahal urang nagara,"

"da_nidaa11 : orang amuntai wara rajin minta2 di jembatan banua 5,"

Papar sejumlah warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut.

Sampai saat ini Banjarmasinpost.co.id masih berupaya mengonfirmasi terkait video yang ramai beredar di media sosial ini.

Tapi bagaimanapun, jarak yang ditempuh pria tersebut terbilang jauh. Bila dari Amuntai saja, ia akan menempuh jarak kurang lebih 150 kilometer untuk menuju kawasan Sekumpul, Martapura, pusat lokasi kegiatan Haul ke-19 Guru Sekumpul.

Profil Abah Guru Sekumpul

Menjelang Haul Guru Sekumpul 2024 berikut profil Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani

Ya, Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, adalah salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.

Ulama yang akrab disapa Guru Ijai ini lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman.

Sedangkan, ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.

Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved