Religi
Doa Akhir dan Awal Tahun Sambut Tahun Baru 2024, Ustadz Adi Hidayat Anjurkan Meningkatkan Ketakwaan
Doa akhir dan awal tahun di Tahun Baru 2024, Ustadz Adi Hidayat anjurkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
TRIBUNKALTENG.COM - Berikut Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun menyambut Tahun Baru 2024, simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat.
Dalam ceramahnya, Ustadz yang akrab disapa UAH menganjurkan umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan di akhir tahun dan awal tahun di Tahun Baru 2024.
Tahun baru adalah hari permulaan tahun, di mana dilakukan suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya.
Baca juga: Ustadz Abdul Somad Ungkap Hukum Merayakan Tahun Baru Sesuai Kalender, Ada yang Dibolehkan dan Tidak
Baca juga: Penjelasan Buya Yahya Soal Hukum Berwudhu Tapi Tertidur, sang Pendakwah Jelaskan Sesuai Kajian Fiqih
Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru.
Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari.
Tersisa 1 hari lagi, tahun 2023 akan berakhir dan akan berganti ke tahun 2024.
Tidak hanya dapat dirayakan dengan berbagai acara yang meriah, akhir tahun dan awal tahun di Tahun Baru 2024 ini dapat diisi dengan amalan-amalan yang dianjurkan.
Salah satu amalan yang dianjurkan dengan membaca Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun.
Berikut Tribunkalteng.com sajikan Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun di Tahun Baru 2024.
Baca juga: Keistimewaan Membaca Surah Al-Fatihah Sebanyak 17 Kali, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Waktu Terbaiknya
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
"Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik.
Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm."
Artinya : Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu.
Sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.
Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.
Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu.
Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
"Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam."
Artinya : Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau. Ya Allah, Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba. Kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, Serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih.
Baca juga: Buya Yahya Ungkap 3 Cara Agar Dosa Zina Diampuni Allah SWT, Salah Satunya Menutupi Aib Sendiri
Selain anjuran membaca doa akhir tahun dan awal tahun, Ustadz Adi Hidayat juga menganjurkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Lalu bagaimana cara meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT menurut Ustadz Adi Hidayat?
Melansir melalui channel YouTube Ustadz Adi Hidayat Official, berikut penjelasannya.
Ustadz Adi Hidayat menganjurkan umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah di akhir dan awal tahun dengan cara mengerjakan amal shaleh.
Hal ini dicontohkan Ustadz Adi Hidayat melalui kisah Nabi Muhammad SAW dikala hari lahirnya atau pergantian tahun.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kebiasaan Nabi Muhammad SAW melaksanakan amalan puasa pada saat hari lahir dan di akhir atau pergantian tahun.
"Kesan yang tertangkap agar umat muslim senantiasa bermuhasabah untuk mengoreksi diri sejauh mana dapat meningkatkan amal shaleh, sejauhmana membangun ketaatan dan bertaubat dari setiap maksiat yang dikerjakan," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Karena itulah sahabat Nabi Muhammad SAW membaca kesan ini dan menghadirkan doa-doa setiap berganti bulan bahkan tahun dikonfirmasi oleh sahabat Abdullah bin Hisyam.
Doa tersebut berbunyi:
اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Ya Allah, masukan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat dan Islam. Mendapatkan ridho Allah dan dijauhkan dari gangguan syetan” (HR Thabrani, Al Hafizh Al Haitsamiy menilai Hasan).
Saat Allah menciptakan manusia dan memberikan misi khusus untuk memakmurkan bumi setiap tempat yang dipijak untuk beraktivitas, secara bersamaan Allah memerintahkan setiap aktivitas itu untuk kepentingan ibadah kepada Allah SWT.
Hal ini sebagaimana penegasan tercantum dalam Alquran Surah Az-Zariyat Ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
"Dalam rangka menyukseskan misi dimaksud, Allah SWT memberikan waktu, kesempatan, kepada setiap hamba yang mengiringi aktivitas untuk mengkreasikannya menjadi perbuatan mulia, perilaku baik, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT," terang Ustadz Adi Hidayat.
Perilaku atau perbuatan yang demikian disebut amal shaleh yakni setiap perbuatan yang dinilai baik oleh Allah, dapat hadir bila terpancar dari satu keyakinan yang kuat menghadirkan satu kolektivitas yang dinamakan iman.
Iman akan memberikan pancaran dari bagian tubuh terluar dari fisik manusia di saat berbuat atau berperilaku yang mulia.
Baca juga: Hukum Berdoa Pakai Bahasa Indonesia Ketika Sujud Terakhir Sholat, Ustadz Abdul Somad Uraikan Caranya
Baca juga: Doa Masuk dan Keluar WC, Buya Yahya Jelaskan Adab Buang Air Kecil Sesuai Sunnah Rasulullah Saw
"Dengan iman maka mata dibimbing untuk melihat hal-hal yang baik, lisan bertutur mulia, telinga mendengar hal yang mulia, demikian tangan hingga ujung kaki berkreasi kepada yang baik-baik berdasarkan pancaran iman," papar Ustadz Adi Hidayat.
Hal ini bermuara pada saling mengingatkan dalam kebenaran serta sabar dalam menjalaninya sebagaimana tercantum dalam Alquran Surah Al-‘Ashr ayat 1-3.
وَٱلْعَصْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
wal-‘aṣr. innal-insāna lafī khusr, illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(Tribunkalteng.com/Banjarmasinpost.co.id)
Niat Puasa Ayyamul Bidh Digabung Senin Kamis di Bulan Syaban, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Bertemu Ayat Sajdah?, Simak Hukum Melaksanakan Sujud Tilawah |
![]() |
---|
Bolehkah Melaksanakan Sujud Tilawah Menggunakan Sajadah yang Tebal?, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Apakah Boleh Membaca Doa Lain Ketika Sujud Tilawah?, Simak Penjelasan Ustaz Syafiq Riza Basalamah |
![]() |
---|
Aisah Dahlan Jelaskan Manfaat Sujud dalam Ilmu Kesehatan, Simak Tata Cara Sujud Tilawah dan Doanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.