Haul Guru Sekumpul 2024

Haul Guru Sekumpul 2024, Akses Jalan Bagi Jemaah Menuju Martapura Kalsel dan Sekitarnya Diperbaiki

Persiapan Haul Guru Sekumpul 2024 berikut profil Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.

Editor: Nia Kurniawan
Instagram @para_pecinta_abah_guru_sekumpul
Haul Guru Sekumpul 2024 berikut profil Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.  

Adapun anggarannya, Azan menuturkan, yakni masuk di anggaran pemeliharaan rutin. "Tidak dianggarkan khusus," timpalnya.

Pun Jalan Banjarbaru (Sungai Ulin) - Mataraman. Akses ini juga diharapkan dapat mengurai kemacetan saat pelaksanaan haul Guru Sekumpul.

Jembatan Bahandang yang menghubungkan Barito Kuala dengan Kabupaten Banjar juga akan rampung akhir tahun ini.

"Sama, jembatan ini diharapkan dapat memaksimalkan jemaah untuk menuju Martapura untuk mengikuti kegiatan haul Guru Sekumpul," tandas Azan.

Sebagaimana informasiAcara Haul Guru Sekumpul direncanakan akan dilangsungkan pada Januari 2024 mendatang.

Jelang pelaksanaan Haul ke-19 Guru Sekumpul, berikut kisah karomah Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani

Menjelang Haul Guru Sekumpul 2024 berikut profil Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani

Ya, Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, adalah salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.

Ulama yang akrab disapa Guru Ijai ini lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman.

Sedangkan, ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.

Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved