Haul Guru Sekumpul 2024
Haul Guru Sekumpul 2024, Persiapan Haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Martapura Kalsel
Persiapan Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah Martapura, Kalsel.
TRIBUNKALTENG.COM - Jelang Haul Guru Sekumpul 2024 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Mushola Ar-Raudhah Martapura, Kalsel.
Sambut pelaksanaan Haul ke-19 Guru Sekumpul, berikut persiapan jelang haul Guru Ijai atau yang juga dikenal KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.
Jadwal Haul Guru Sekumpul 2024, menurut H Abdel salah satu dari relawan posko induk Sekumpul bahwa untuk tanggal meninggal Abah Guru Sekumpul bertepatan pada tanggal 17 Januari 2024.
H Abdel menjelaskan pelaksanaan Haul Guru Sekumpul 2024 bisa dimajukan ke 14 Januari 2024 dan bisa juga diundur ke tanggal 21 Januari 2024 atau diantaranya.
Baca juga: Biografi Guru Sekumpul, Jelang Haul ke-19 Guru Sekumpul di Mushola Ar-Raudhah Martapura Kalsel
Baca juga: Haul Guru Sekumpul 2024, Ini Karomah dan Profil KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Ijai
Tim Dinas Perhubungan bersama Tim Polres Banjar dan tim Posko Induk Sekumpul melakukan survei lapangan dalam rangka persiapan momen Haul Abah Guru Sekumpul ke-19 yang akan digelar di Musala Ar-Raudah Sekumpul.
Bahkan, tim juga siapkan kantung parkir dan tambatan untuk kapal para jamaah haul yang hadir.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Banjar, I Gusti Nyoman Yudiana, Selasa (5/12/2023) mengatakan tujuan dari survei tersebut untuk manajemen rekayasa lalu lintas dan mendata titik lokasi.
Serta mempersiapkan lokasi kantung-kantung parkir jemaah.
"Termasuk huga kami siapkan tambahan kapal kelotok, " kata dia.
Bahkan realisasi pembangunan dermaga murung kenanga sudah selesai pembangunannya.
Dan diharapkan dermaga ini akan menjadi salah satu titik sandar transportasi air jamaah haul,” lanjutnya.
Disampaikan dia, bersama Koordinator Relawan Ar-Raudhah, juga disurvei akan ada delapan titik zona dan satu zona air untuk memudahkan aksesibilitas jemaah.
“Diharapkan, kekurangan yang terjadi pada haul ke-18 akan teratasi pada haul ke-19 ini. Sebab, persiapan pada haul ke-19 sudah jauh-jauh hari, jelasnya. Beberapa rencana yang disiapkan untuk kelancaran arus lalu lintas, " ujarnya.
Adapun, Kasat Lantas Polres Banjar, AKP Risda menyatakan kesiapannya untuk menjalankan tugas, terutama pengamanan arus lalu lintas Haul ke-19 Abah Guru Sekumpul.
"Pertama tentunya kami siap dengan dibantu personel dan stakeholder, untuk bagaimananya (secara detil) kami tentu akan mengadakan koordinasi lebih dulu," ujar AKP Risda.
Biografi Abah Guru Sekumpul
Jelang Haul Guru Sekumpul 2024, berikut biografi Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, adalah salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.
Ia lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar.
Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman, sedangkan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.
Ya, Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.
Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.
Ketika kecil, Abah Guru Sekumpul selalu dekat dengan ayah dan neneknya, yang selalu menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al Quran.
Semenjak kecil ia sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama.
Selain nenek dan ayahnya, Abah Guru Sekumpul juga mendapat didikan dari pamannya, Syekh Seman Mulia.
Pamannya mendidik baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Guru Seman pula yang mengajak Abah Guru Sekumpul mendatangi tokoh Islam terkenal di bidangnya baik di Kalimantan Selatan maupun di Jawa.
Salah satu contohnya, Guru Seman mengajak Abah Guru Sekumpul belajar kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani, yang terkenal dalam bidang hadis dan tafsir.
Dalam perjalanannya, Abah Guru Sekumpul menyadari bahwa pamannya adalah seorang ahli di hampir semua bidang keilmuan Islam, tetapi tidak menampakkannya ke depan khalayak.
Sifat itulah yang ditiru Abah Guru Sekumpul, hingga dikenal sebagai pribadi yang mulia, penyabar, rida, pemurah, dan penyayang terhadap siapa saja.
Setelah melanglang buana belajar agama dan pendidikan lainnya, Abah Guru Sekumpul mendapat mandat untuk mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Atas rekomendasi dari K.H. Abdul Qadir Hasan, K.H. Sya’rani Arif, dan K.H. Salim Ma’ruf, ia menjadi pengajar di pondok pesantren tersebut.
Lima tahun kemudian, Abah Guru Sekumpul berhenti dan memilih melakukan kegiatan dakwah dengan membuka pengajian di rumahnya di Keraton Martapura.
Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.
Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.
Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.
Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul juga mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.
Selain itu juga, pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.
Karena pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah, maka Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru.
Pada sekitar 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.
Rumah baru Abah Baru Sekumpul ini kemudian dinamakan komplek Ar-Raudhah, penamaan tersebut mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah.
Setelah mengabdikan dirinya sebagai pedakwah Islam, Abah Guru Sekumpul kemudian mengalami sakit pada ginjalnya hingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, pada 9 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul diperbolehkan pulang.
Namun, keesokan harinya, pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.
Abah Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Kalimantan Selatan.
Karya Selama hidupnya, selain menjadi pendakwah, Abah Guru Sekumpul juga aktif dalam kegiatan menulis.
Ia telah menghasilkan beberapa karya, yakni: Risalah Mubaraqah Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.
Referensi: Pena, Sterni. Toha, Alif. (2020). Guru Sekumpul: Kisah Singkat Guru Sekumpul. Yogyakarta: Global Press.
( Tribunkalteng.com / Kompascom/Banjarmasinpost)
Haul Guru Sekumpul 2024
Haul ke-19 Guru Sekumpul
Abah Guru Sekumpul
Muhammad Zaini bin Abdul Ghani
Mushola Ar-Raudhah
Martapura
Guru Ijai
Tempuh 8 Jam Lewat Jalur Air, Jamaah Kalteng Pulang Kampung Usai Hadiri Haul Guru Sekumpul 2024 |
![]() |
---|
Gunakan Mobil Pikap dan Motor, Jemaah Seruyan Rela Panas dan Hujan Menuju Haul Guru Sekumpul |
![]() |
---|
Link Live Streaming Haul Guru Sekumpul 2024 Langsung dari Ar-Raudhah Martapura Kalsel |
![]() |
---|
Link Nonton Streaming Haul ke-19 Guru Sekumpul, Jutaan Jamaah Penuhi Area Toko-toko Martapura |
![]() |
---|
Relawan Buka Posko Rest Area Haul Guru Sekumpul di Sampit, Bupati Kotim H Halikinnor Beri Apresiasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.