Berita Kalsel

Santri Korban Dugaan Asusila oleh Kasek di Bajuin Tala Alami Trauma, Keluarga Tolak Berdamai

Korban dugaan asusila yang dilakukan kepala sekolah A (35) terhadap santri putri di pondok pesantren di Kecamatan Bajuin masih alami trauma

Editor: Sri Mariati
ISTIMEWA
Ilustrasi Pencabulan santri putri di ponpes di Bajuin Tala Kalsel masih alami trauma. 

TRIBUNKALTENG.COM, PELAIHARI – Korban dugaan asusila yang dilakukan kepala sekolah A (35) terhadap santri putri di pondok pesantren di Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami trauma.

Saat ini santri yang masih berusia 17 tahun tersebut duduk di bangku kelas XII.

Sejak kasus dugaan pencabulan (persetubuhan) tersebut mencuat beberapa hari lalu, hingga Senin (6/11/2023) hari ini, masih ramai menjadi perbincangan warga di daerah ini.

Apalagi pelaku adalah orang terpandang dan berstatus sosial cukup tinggi.

Pihak keluarga korban, S, menuturkan korban trauma mendalam atas kejadian getir yang menimpa.

"Bahkan saat saya tepuk tangannya saja, spontan terkejut sebegitu rupa," ucapnya.

Baca juga: Dua Pria di Kubu Raya Kalbar Dibekuk Petugas, Diduga Melakukan Pencabulan Anak di Bawah Umur

Baca juga: Pencabulan di Pelaihari Kalsel, Polisi Gali Keterangan Saksi Oknum Ustaz Ditetapkan Tersangka

Bibi korban ini menuturkan sementara waktu hingga waktu yang belum diketahui, keponakannya itu menenangkan diri di rumah orangtua di Tanahlaut.

Sejak terbongkarnya kasus dugaan asusila tersebut pada Rabu malam lalu, sejak itu pula korban dibawa pulang.

Lebih lanjut S menegaskan pihaknya tetap meminta kasus tersebut diproses secara hukum.

Pelaku harus dihukum berat sesuai hukum yang berlaku karena telah merusak masa depan korban yang masih belia.

Dikatakannya, dua hari lalu pihak keluarga pelaku mengharapkan masalah tersebut diselesaikan secara damai.

Permintaan damai tersebut disampaikan keluarga pelaku pada pertemuan yang dihadiri aparatur desa setempat. Tapi, pihaknya tetap tegas pada pendirian, tidak ada istilah damai, jalur hukum harus tetap berlanjut.

Sementara itu,  kabar beredar saat ini sebagian orangtua santri di pondok pesantren tersebut dilanda kerisauan. Terutama mereka yang anaknya perempuan.

Baca juga: Awali Tahun 2023, Kasus Pencabulan Menonjol di Sintang, Kapolres Minta Awasi Anak Lebih Ketat

Baca juga: Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur di Desa Tanjung Karang Putussibau Dibekuk Polisi

Bahkan kabarnya ada yang mulai mempertimbangkan keberlanjutan pendidikan anaknya di pondok tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Santri Korban Dugaan Pencabulan Sang Kepala Sekolah Tenangkan Diri di Rumah,

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved