Rumah Kontrakan Banjarmasin Ambles, Sejak 2019 Ada 56 Bangunan di A Yani Kertakhanyar-Gambut Miring

Mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Anna mengatakan hampir semua pemilik bangunan sudah mempunyainya.

“Untuk persyaratan pembangunan di areal gambut diimbau menggunakan bangunan panggung. Harus memiliki analisis struktur terhadap pembebanan bangunan dan memiliki data tanah untuk menentukan jenis fondasi. Sebelum pembangunan konsultasi dengan tim penilai ahli,” jelasnya.

Sedang Kabid Tata Ruang Dinas PUPR Banjar Ali Akbar mengatakan beberapa surat edaran sudah mendapat respons dari pemilik atau pengelola bangunan.

“Seperti toko swalayan, mereka sudah berhenti menempati bangunan yang terindikasi miring tersebut dan memilih pindah mencari tempat baru,” katanya.

Dinas PUPR Banjar juga akan kembali menyurati sebuah hotel untuk mengurus kembali Sertifikat Laik Fungsi (SLF) yang telah habis masa berlakunya.

Zainul Haq, pemilik lahan di Gambut, mengatakan perlu dana ekstra untuk membangun rumah panggung di lahan rawa. “Untuk rumah 10 x 6 meter persegi, saya perlu sekitar Rp 20 juta untuk fondasi dan tiang panggung saja,” kata Zainul.

Hal berbeda jika membangun rumah di tanah gunung atau dataran tinggi. “Di sana hanya  perlu cakar ayam dan rangka fondasi saja, “ kata pengusaha perumahan ini.

Tingginya biaya fondasi rumah panggung dia sampaikan kepada calon pembeli. Demikian pula jika calon pembeli ingin memperkuat fondasi.

Ketua DPD Realestate Indonesia (REI) Kalsel H Ahyat Sarbini juga menyatakan perlu spek khusus untuk bangunan di tanah rawa. 

“Pembangunannya perlu keahlian khusus agar hunian pelanggan aman. Dan tetap harus diikuti struktur sunduk (tiang) nya dan sejensinya,” kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Kontrakan di Banjarmasin Nyaris Roboh, 56 Bangunan di Jalan A Yani Kertakhanyar-Gambut Miring,