Berita Palangkaraya

Sambut 10 Muharram, Warga Jalan Sapan Palangkaraya Melakukan Tradisi Membuat Bubur Asyura

Sambut 10 Muharam, Warga Jalan Sapan Palangkaraya Jalankan Tradisi Buat Bubur Asyura

Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com / Lidia Wati
Suasana Pembuatan Bubur Asyura, di Jalan Sapan Palangkaraya, Kamis (28/7/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Sambut Bulan Muharam tepatnya 10 Muharam, Warga Jalan Sapan Palangkaraya Jalankan Tradisi Buat Bubur Asyura.

Suasana gotong royong warga hiasi proses membuat bubur asyura, di Jalan Sapan Palangkaraya, Kamis (28/7/2023).

Pada hari ke-10 bulan Muharram, umat Islam merayakan Hari Asyura yang ditandai dengan puasa sunah.

Bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada hari tersebut dan ada 41 bahan pada bubur Asyura.

Terlihat ibu-ibu warga Sapan IA dan IB ini bersama-sama menyediakan dan meracik bahan bubur Asyura.

Pantauan dilapangan, banyak mangkuk-mangkuk atau wadah nampan yang berisikan berbagai macam bahan untuk membuat bubur Asyura.

Baca juga: Laga Sepak Bola Porprov Kalteng 2023, Antara Tim Kapuas Vs Barito Utara Sempat Memanas

Baca juga: Info BMKG, Gempa Terkini Magnitudo 3,5 SR  Jumat 28 Juli 2023, Guncang Barat Daya Sarmi Papua

Baca juga: Festival Budaya Maneser Panatau Tatu Hiang Ke-4,  Sanggar Kahanjak Tuang Juara 1 Tari Kategori Umum

Seperi daging sapi, ayam, sayur wortel, sayur bayam, sayur kol, tomat, tempe, tahun dan masih banyak sayur lainnya.

Ternyata dibalik pembuatan bubur Asyura yang memiliki 42 macam bahan ternyata ada kisah dibalik pembuatan bubur tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber pada masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.

Tatkala perahu Nabi Nuh AS. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari ‘asyuro, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkan semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.

Kemudian Nabi Nuh berkata: “masaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”.

Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Dan kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasaan atau tradisi setiap hari ‘asyuro.
 
Pemilik rumah tempat membuat bubur Asyura di Jalan Sapan, yang biasa disapa mama Raudah mengatakan , mereka membuat bubur Asyura sebanyak tiga kawah atau tiga wajan besar.

"Berasnya sebanyak 15 Kg, telur 150 butir, ayam 5 Kg, dan ada daging sapi juga serta sayur-sayuran," sebutnya, saat ditemui tribunkalteng.com.

Pemilik rumah tempat membuat bubur Asyura di Jalan Sapan Palangkaraya, yang biasa disapa mama Raudah (Bulang haji) , saat ditemui tribunkalteng.com, Kamis (28/7/2023).
Pemilik rumah tempat membuat bubur Asyura di Jalan Sapan Palangkaraya, yang biasa disapa mama Raudah (Bulang haji) , saat ditemui tribunkalteng.com, Kamis (28/7/2023). (Tribunkalteng.com / Lidia Wati)

Ia mengatakan, bahwa mereka melakukan iuran secara sukarela untuk membuat bubur Asyura yang akan dibagikan kepada semua warga yang ada di Sapan IA dan IB tersebut.

"Biasanya kita memasak di Masjid, namun karena hari ini bertepatan hari Jumat maka kita mengadakannya dirumah saja," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved