Liga Prancis

PSG Gonjang-ganjing, Dituduh Batasi Pemain Muslim, Pelatih Eks Klub Messi Terancam 3 Tahun Penjara

Rencananya, Galtier akan diadili di Nice pada 15 Desember 2023 dan terancam hukuman maksimal 3 tahun penjara

Editor: Dwi Sudarlan
Istimewa via Tribunnews.com
Pelatih PSG Cristophe Galtier yang kini ditahan polisi. 

TRIBUNKALTENG.COM -  Gonjang-ganjing di klub elite Liga Prancis, Paris Saint Germain (PSG) berlanjut.

Tidak hanya hengkangknya sang megabintang Lionel Messi dan tak maunya Kylian Mbappe diperpanjang kontraknya, kini sang pelatih Christophe Galtier ditangkap polisi.

Dia dituding melakukan tindakan rasialisme terhadap pemain yang beragama Islam.

Seperti dilaporkan Associated Press, Christophe Galtier bahkan telah ditahan.

Baca juga: AS Roma Siap Bantu Penjualan PSG, Mourinho Pilih Alternatif Davide Frattesi di Liga Italia

Baca juga: AS Roma Incar Pemain Tak Terpakai di PSG, Mourinho Dapatkan Renato Sanches di Liga Italia 2023

Baca juga: Transfer Eropa: Lebih Sial Dari Messi, Dibuang Real Madrid dan PSG Sergio Ramos Kini Mengganggur

Namun, disebutkan tindakan rasialisme itu dilakukan bukan saat Galtier menukangi PSG.

Hal tersebut kabarnya dilakukan pelatih berusia 56 tahun itu saat masih membesut klub Ligue 1, OGC Nice.

Rencananya, Galtier akan diadili di Nice pada 15 Desember 2023 dan terancam hukuman maksimal 3 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Sementara Al Jazeera melaporkan, polisi turut mengamankan putra Galtier, yaitu John Valovic Galtiter, atas tuduhan yang sama.

Keduanya telah diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan dugaan rasialisme yang dilakukan Galtier ketika menjadi pelatih Nice.

Kasus rasisme menjerat Galtier ketika sebuah email dari mantan Direktur Olahraga Nice Julien Fournier bocor ke media pada April 2023 lalu.

Dalam email itu, Fournier menyebut sang pelatih tidak suka melatih Nice pada musim 2021-2022 karena banyak pemain Muslim dan kulit hitam.

"(Galtier) mengatakan kepada saya bahwa saya harus memperhitungkan realitas kota dan akibatnya kita tidak boleh memiliki banyak orang kulit hitam dan Muslim dalam tim," kata Fournier.

Fournier juga mengatakan bahwa Galtier mempunyai rencana untuk mengubah susunan tim.

Imbas dari perubahan tersebut, jumlah maksimal pemain Muslim dalam tim akan dibatasi.

Meski tuduhan rasisme berangkat dari email yang bocor, baik Fournier dan Galtier sama-sama sudah meninggalkan Nice tahun lalu.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved