Mura Emas

Bupati Mura Pimpin Apel Gelar Personel dan Sarpras Kesiapsiagaan Karhutla

Bupati Mura Perdie M Yoseph dalam sambutannya mengatakan Karhutla di Kalteng di murung Raya merupakan kejadian yang berulang tiap tahun

Editor: Dwi Sudarlan
Kominfo Mura
Apel Gelar Personel dan Sarana Prasarana (Sarpras) Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2023 di halaman Kantor BPBD Kabupaten Murung Raya. 

TRIBUNKALTENG.COM, PURUK CAHUBupati Murung Raya (Mura) Perdie M Yoseph memimpin Apel Gelar Personel dan Sarana Prasarana (Sarpras) Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2023, di halaman Kantor BPBD Kabupaten Murung Raya, Selasa (13/6/2023).

Tampak hadir Wakil Bupati Rejikinoor, Wakapolres Kompol Syamsurizal Prima, Danramil 1013-07/Murung Letda Czi Supriyatna, perwakilan Kejari, Asisten I Setda Serampang, dan sejumlah kepala perangkat daerah.

Bupati Mura Perdie M Yoseph dalam sambutannya mengatakan Karhutla di Kalteng di murung Raya merupakan kejadian yang berulang tiap tahun terutama pada musim kemarau.

Kebakaran hutan dan gambut ini bukan hanya berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat.

Baca juga: Bupati Perdie M Yoseph Buka STQ XI Tingkat Kabupaten Murung Raya

Baca juga: Bawaslu Mura Gelar Coffee Morning Peran Media Massa Dalam Pemilu Serentak 2024

Baca juga: Bupati Mura Buka Kegiatan Konsultasi Publik Rencana Tata Ruang Wilayah

Tentu saja jga melepaskan emisi karbon (CO2) ke udara, yang menyumbang masalah perubahan iklim, yakni timbulnya kabut asap.

“Karhutla ini masih menjadi permasalahan yang serius di Kabupaten Murung Raya. Perilaku membakar hutan untuk mencari keuntungan jangka pendek ini harus dihentikan. Hal terpenting dalam proses ini adalah meninggalkan kebiasaan dan perilaku tersebut dan mengembangkan paradigma baru mengenai pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan dan melindungi kelestarian lingkungan dan keanekaragaman yang dimilikinya. Perubahan ini perlu dilakukan baik oleh masyarakat yang masih mengelola lahan secara tradisional, maupun pengusaha perkebunan, pertanian, pertambangan dan pemerintah daerah,” kata Perdie M Yoseph.

Dikatakanya, kegiatan ini juga memantapkan sinergitas dan mengembangkan kerangka partisipatif antara pemerintah daerah bersama stakeholder terkait serta pengintegrasian teknologi modern dalam pengendalian dan penanggulangan Karhutla. 

Perdie juga menegaskan, “Kepada peserta apel, ada 4 poin penting yaitu prioritaskan pencegahan melalui deteksi dini dan gencar melakukan patroli serta edukasi kepada masyarakat daerah rawan Karhutla, kontrol sampai tingkat bawah baik itu kades, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama serta masyarakat itu sendiri, lakukan antisipasi sebelum api membesar dan lakukan penegakan hukum dengan mengedepankan kearifan lokal masyarakat.” (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved