Berita Palangkaraya
Rainforest Festival Ajang BNF Indonesia Edukasi Perlindungan Hutan dari Ancaman Karhutla di Kalteng
Ajang Rainforest Festival yang digelar BNF Indonesia di Palangkaraya untuk mengedukasikan perlindungan hutan terhadap ancaman karhutla di Kalteng
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Borneo Nature Foundation atau BNF Indonesia di Palangkaraya, mengadakan Rainforest Festival sebagai sarana perkenalkan tiga tipe hutan di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kepala Operasional BNF Indonesia Tjatur Setiyo Basuki mengatakan, sebagai sarana edukasi dan kemudian memberikan pengetahuan tentang berbagai tipe hutan yang ada di Kalteng.
"Kemudian memberikan pengalaman masuk ke hutan tanpa harus melakukan perjalanan di hutan yang sesungguhnya," sebutnya.
Ia mengungkapkan, walaupun dalam konteks pengalaman ini mungkin tidak sampai 10 persen, tetapi paling tidak itu bisa memberikan suatu kesadaran tentang hutan.
Baca juga: Kenalkan Tiga Tipe Hutan di Kalteng, BNF Indonesia Buka Wahana Jelajah Hutan Hujan Tropis
Baca juga: Antisipasi Karhutla, Plt Bupati Kapuas HM Nafiah Ibnor Pimpin Apel Gabungan dan Cek Sarpras
"Kemudian untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai ancaman yang dihadapi oleh hutan," ucapnya.
Seperti yang dihadapi Kalteng saat ini yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sehingga itu adalah ancaman terbesar.
"Rusaknya hutan tentu akan menimbulkan potensi Karhutla, ini yang kemudian menjadi suatu hal yang ingin kita bagikan yaitu kesadaran pada masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya Achmad Zaini menyambut baik dan mengapresiasi dengan adanya kegiatan ini.
Ahcmad Zaini menilai, kegiatan ini adalah salah satu edukasi untuk menghadapi perubahan iklim ekstrem dengan menjaga hutan.
"Tentunya ancaman-ancaman pada hutan itu yang harus kita jaga, seperti ancaman karhutla di Kalteng," ucapnya.
Dijelaskan mantan Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng, dalam hal ini ada tipe hutan rawa gambut, jika hutan rawa gambut sampai terbakar maka akan mengalami kerugian yang luar biasa.
Baca juga: Siaga Karhutla, DPKP Kota Palangkaraya Lakukan Edukasi Bahaya Kebakaran Sejak Dini
Baca juga: Kebakaran Hutan dan Deforestasi Jadi Ancaman,140 Orangutan Belum Ada Tempat Pelepasliaran
"Jika sekarang berbicara pemanasan global maka hutan rawa gambut itu adalah penyumbang terbesar penurunan emisi gas," sebutnya.
Ia juga mengajak masyarakat Kalteng khususnya Kota Palangkaraya untuk bisa mengenal lebih jauh tentang hutan hujan tropis.
"Jadi memang tiga tipe hutan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, yang pertama berfungsi sebagai konservasi, lindung dan produksi," katanya.
Kelebihan dari Indonesian yang dikenal sebagai hutan hujan tropis tentu memiliki keanekaragaman yang luar biasa.
"Jumlah flora dan fauna dan jenis-jenisnya itu luar biasa banyak, bahkan ribuan maka inilah yang harus dijaga agar tidak terjadi Karhutla," tukas Achmad Zaini. (*)
Rainforest Festival
BNF Indonesia
ancaman karhutla di Kalteng
Kota Palangkaraya
Achmad Zaini
Kalimantan Tengah
Palangka Raya Resmi Jadi Tuan Rumah Kongres GMNI XXIII Tahun 2028, Ada Historisnya |
![]() |
---|
Tak Ada Anggaran Tambahan, Pemprov Targetkan RTH Eks KONI Kalteng Selesai Paling Lambat Desember |
![]() |
---|
Panen Jagung di Pekarangan Polresta Palangka Raya, Achmad Zaini: Bukti Bisa Bertani di Tengah Kota |
![]() |
---|
Simpan 24 Paket Sabu, Napi Rutan Kelas IIA Ditangkap Satresnarkoba Polresta Palangka Raya |
![]() |
---|
Pemprov Kalteng Bakal Kaji Pelanggaran Aturan dan Kerusakan Lingkungan oleh 7 Perusahaan Tambang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.