Berita Palangkaraya

Rainforest Festival Ajang BNF Indonesia Edukasi Perlindungan Hutan dari Ancaman Karhutla di Kalteng

Ajang Rainforest Festival yang digelar BNF Indonesia di Palangkaraya untuk mengedukasikan perlindungan hutan terhadap ancaman karhutla di Kalteng

Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Lidia Wati
Kepala DLH Kota Palangkaraya Achmad Zaini bersama Kepala Operasional BNF Indonesia Tjatur Setiyo Basuki diwawancarai awak media usai pembukaan Rainforest Festival yang digelar di Aula Bapelkes, Rabu (21/6/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Borneo Nature Foundation atau BNF Indonesia di Palangkaraya, mengadakan Rainforest Festival sebagai sarana perkenalkan tiga tipe hutan di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kepala Operasional BNF Indonesia Tjatur Setiyo Basuki mengatakan, sebagai sarana edukasi dan kemudian memberikan pengetahuan tentang berbagai tipe hutan yang ada di Kalteng.

"Kemudian memberikan pengalaman masuk ke hutan tanpa harus melakukan perjalanan di hutan yang sesungguhnya," sebutnya.

Ia mengungkapkan, walaupun dalam konteks pengalaman ini mungkin tidak sampai 10 persen, tetapi paling tidak itu bisa memberikan suatu kesadaran tentang hutan.

Baca juga: Kenalkan Tiga Tipe Hutan di Kalteng, BNF Indonesia Buka Wahana Jelajah Hutan Hujan Tropis

Baca juga: Antisipasi Karhutla, Plt Bupati Kapuas HM Nafiah Ibnor Pimpin Apel Gabungan dan Cek Sarpras

"Kemudian untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai ancaman yang dihadapi oleh hutan," ucapnya.

Seperti yang dihadapi Kalteng saat ini yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sehingga itu adalah ancaman terbesar.

"Rusaknya hutan tentu akan menimbulkan potensi Karhutla, ini yang kemudian menjadi suatu hal yang ingin kita bagikan yaitu kesadaran pada masyarakat," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya Achmad Zaini menyambut baik dan mengapresiasi dengan adanya kegiatan ini.

Ahcmad Zaini menilai, kegiatan ini adalah salah satu edukasi untuk menghadapi perubahan iklim ekstrem dengan menjaga hutan.

"Tentunya ancaman-ancaman pada hutan itu yang harus kita jaga, seperti ancaman karhutla di Kalteng," ucapnya.

Dijelaskan mantan Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng, dalam hal ini ada tipe hutan rawa gambut, jika hutan rawa gambut sampai terbakar maka akan mengalami kerugian yang luar biasa.

Baca juga: Siaga Karhutla, DPKP Kota Palangkaraya Lakukan Edukasi Bahaya Kebakaran Sejak Dini

Baca juga: Kebakaran Hutan dan Deforestasi Jadi Ancaman,140 Orangutan Belum Ada Tempat Pelepasliaran

"Jika sekarang berbicara pemanasan global maka hutan rawa gambut itu adalah penyumbang terbesar penurunan emisi gas," sebutnya.

Ia juga mengajak masyarakat Kalteng khususnya Kota Palangkaraya untuk bisa mengenal lebih jauh tentang hutan hujan tropis.

"Jadi memang tiga tipe hutan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, yang pertama berfungsi sebagai konservasi, lindung dan produksi," katanya.

Kelebihan dari Indonesian yang dikenal sebagai hutan hujan tropis tentu memiliki keanekaragaman yang luar biasa.

"Jumlah flora dan fauna dan jenis-jenisnya itu luar biasa banyak, bahkan ribuan maka inilah yang harus dijaga agar tidak terjadi Karhutla," tukas Achmad Zaini. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved