Kabar Dayak
Beda Tari Hugo dan Huda Dulu dan Sekarang, Tarian Meminta Hujan Khas Dayak Kalteng
Tari Hugo dan Huda merupakan bentuk sebuah ritual masyarakat Dayak Kalteng untuk memanggil hujan.
Penulis: Nor Aina | Editor: Nia Kurniawan
TRIBUNKALTENG.COM - Tarian Hugo dan Huda khas Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) sekarang ini telah beralih fungsi.
Dulunya, Tari Hugo dan Huda merupakan bentuk sebuah ritual masyarakat Dayak Kalteng untuk memanggil hujan.
Berbeda dengan sekarang, Tarian Hugo dan Huda ini banyak dijumpai di dalam festival Kalimantan Tengah, yakni Festival Budaya Isen Mulang.
Melansir dari budaya-indonesia.org, Tari Hugo dan Huda adalah Tarian Tradisional dari Dayak Kalimantan Tengah.
Kesenian tari ini termasuk dalam ritual sebagai permohonan kepada para dewa untuk menurunkan hujan di bumi.
Dimana tarian Hugo dan Huda ini biasa dilakukan ketika musim kemarau berkepanjangan dan tidak lama turun hujan.
Pada zaman dahulu para nenek moyang di Kalteng sering sekali melakukan tarian ini saat musim kemarau panjang.
Dimana kala itu masyarakat Dayak Kalteng kesulitan memenuhi kebutuhan airnya.
Sehingga para nenek moyang di Kalimantan Tengah percaya, dengan Tari Hugo dan Huda.
Menurut mereka, dengan melakukan ritual tersebut, maka para dewa akan segera menurunkan hujan dan memberi keberkahan di bumi.
Seiring berkembangnya zaman, sekarang ini Tari Hugo dan Huda tidak hanya dijadikan sebagai tarian ritual meminta hujan saja.
Tari Hugo dan Huda juga digunakan sebagai hiburan di berbagai macam acara.
Tarian Hugo dan Huda ini dapat dijumpai di pentas seni ataupun festival budaya di Kalimantan Tengah.
Dalam pertunjukkanya, Tari Hugo dan Huda biasa dilakuakn oleh penari wanita.
Tarian ini diiringi dengan alat musik kecapi yang merupakan alat musik petik khas Kalimantan Tengah.
Petikan kecapi yang merdu, dipadukan dengan gerakan dari para penari.
Dulunya, Tari Hugo dan Huda ini hanya dilakukan disaat tertentu sebagai ritual untuk meminta hujan kepada dewa.
Namun kini Tari hugo dan huda fungsinya menjadi bergeser.
Yaitu dari tari ritual, kini menjadi tari yang bisa juga untuk hiburan. (*)
(Tribunkalteng.com/Nor Aina)
Profil Panglima Jilah Pimpinan Pasukan Merah Dayak yang Mengecam Insiden Tewasnya Warga di Seruyan |
![]() |
---|
Ciri Khas Upacara Ngadatu, Ritual Orang Meninggal Dunia yang Tak Wajar di Masyarakat Dayak Kalteng |
![]() |
---|
Tradisi Hambai Angkat Khas Dayak Kalteng, Upacara Mengesahkan Anak Angkat Menjadi Kandung |
![]() |
---|
Syarat Upacara Manawur Sahut, Ritual Meminta Keselamatan Bagi Masyarakat Dayak Ngaju Kalteng |
![]() |
---|
Ciri Ritual Balian Balaku Untung, Upacara Memohon Berkah Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.