Kabar Dayak

Fungsi Upacara Menyangiang, Ritual Pengobatan Suku Dayak Kalteng Kaya Akan Makna

fungsi upacara Menyangiang atau Sangiang yang menjadi ritual pengobatan suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng).

Penulis: Nor Aina | Editor: Nia Kurniawan
YouTube Bayi Samudra Oxone
(Fungsi upacara menyangiang, ritual pengobatan Dayak Kalteng kaya akan makna. 

TRIBUNKALTENG.COM - Berikut fungsi upacara Menyangiang atau Sangiang yang menjadi ritual pengobatan suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng).

Sangiang merupakan ritual pengobatan suku Dayak Kalteng yang memiliki simbol dan makna tersendiri.

Setiap kegiatan ritual Dayak Kalteng tentunya memiliki simbol.

Pada simbol ini pun terdapat makna-makna tersendiri yang berhubungan dengan ritual tersebut.

Seperti halnya pada ritual Manyangiang, terdapat beberapa makna pada simbol yang digunakan untuk ritual.

Selain mengetahui simbol dan makna, ada juga fungsi upacara Menyangiang yang kerap diselenggarakan suku Dayak Kalteng.

Ritual Sangiang berfungsi untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Baik penyebabnya secara Naturalistik maupun Personalistik.

Dimana pengobatan ini menggunakan obat-obatan tradisional.

Orang yang mengobati ini disebut dengan tukang sangiang.

Tukang sangiang ini dibantu oleh roh leluhur suci yang merasukinya.

Pada saat kerasukan itu, tukang sangiang memberitahukan obat yang harus dicari untuk mengobati orang sakit.

Fungsi ritual sangiang dalam sosial masyarakat pertama yaitu membangun kekerabatan antara keluarga.

Apabila ada dalam satu keluarga yang sakit, maka seluruh anggota keluarga yang lain ikut membantu.

Dimana mereka akan membuat makanan atau sesajen-sejan yang dibuat untuk acara sangiang sampai selesai.

Kekerabatan pun juga terjalin antara masyarakat satu sama lain.

Dengan demikian terjalin sikap gotong royong serta rasa persaudaraan.

Selain fungsinya, ada juga simbol dan makna tersendiri dari ritual Menyangiang.

Ritual Menyangiang biasanya terdapat beberapa perlengkapan yang harus disediakan.

Salah satu perlengkapan Sangiang adalah beras.

Beras atau behas merupakan simbol media komunikasi yang sangat efektif antara manusia dengan Ranying Hatalla (Tuhan).

Adapun darah hewan yang biasanya digunakan, yaitu babi, kerbau, dan ayam.

Darah binatang ini biasanya digunakan untuk mamalas atau menetralisir hal-hal yang berbau tidak baik.

Melansir melalui Anterior Jurnal, Volume 20 Issue 2, April 2021, halaman 56 sampai 63, darah ini melambangkan hubungan antar makhluk manusia dan fungsinya.

Dimana darah tersebut berfungsi sebagai mendinginkan atau menetralisir.

Sedangkan telur dalam setiap upacara adat adalah lambang hubungan antar makhluk

Tak hanya itu, telur juga sebagai simbol kedamaian dan ketentraman.

Pelaksanaan Manyangiang sebagai ritual pengobatan bagi suku Dayak ngaju memiliki makna, segala penyakit memiliki obatnya.

Obatnya baik secara medis maupun nonmedis, tentunya itu semua atas kehendak dan seijin Sang pencipta.

Manusia tidaklah boleh menyerah akan sakitnya, harus selalu berusaha dan meminta kepada Ranying Hatalla agar mendapatkan penyembuhan.

Ritual ini juga memiliki makna bahwa manusia tidak akan terlepas dari sesama manusia yaitu dengan meminta bantuan sang Penyangiang.

Hubungan manusia dengan alam, yaitu manusia memanfaatkan yang ada di alam ini sebagai persyaratan ritualnya.

Hubungan manusia dengan Ranying Hatalla, yaitu tempat manusia berserah diri dan memohon pertolongan.

Dalam pengobatan baik secara medis maupun secara ritual Manyangiang ada beberapa hal yang menjadi pantangan.

Tujuan dari pantangan ini adalah agar sakit yang diderita tidak kembali lagi.

Adapun pantangan dalam ritual Manyangiang
Makan cabai atau Lombok, ini adalah sebagai berikut:

1. Pali selama 3 hari, yaitu:

- Ikan pantik (baung, lais, patin),

- Hakuli bari, yakni nasi kemarin tidak boleh dimakan lagi.

2. Pali selama 3 bulan, yaitu:

- Masuk ke bawah kolong rumah (rumah panggung),

- Melewati jemuran pakaian,

- Menjenguk orang melahirkan

- Pergi ke tempat orang meninggal,

- Sayur haring (jenis singkah)

- Makan sayur kalakai

- Makan jenis jamur-jamuran. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved