Bupati Murung Raya Perdie M Yoseph, Soroti Stunting Desa Topus Dampak Infrastruktur Sulit Dijangkau

TRIBUNKALTENG.COM, MURUNG RAYA - Bupati Murung Raya Perdie M Yoseph, menyoroti kondisi stunting yang ada di Desa Topus salah satunya dampak infrastruktur sulit dijangkau.

Bupati Murung Raya Perdie M Yoseph menyebutkan salah satu penyebab stunting di Kabupaten Murung Raya adalah infrakstruktur serta akibat  jauhnya jarak antar Desa satu dengan Desa yang lain.

“Ada satu Desa itu kalau dari Kabupaten Murung Raya ke sana bisa memakan waktu sampai 2 hari yaitu bahkan letaknya hampir mendekati ke Mahakam Ulu Provinsi Kalimantan Timur,” ujar Perdie.

Hal itu disampaikanya saat menggelar rapat terkait penanganan stunting beberapa waktu lalu.

Baca juga: BPBD Palangkaraya Usulkan Pendirian Posko, Warga Terdampak Banjir Mulai Keluhan Sakit

Baca juga: Pendaftaran Calon Anggota KPU Kalteng 2023-2028 Dibuka, Hasil Akhir 5 Orang Ditentukan KPU RI

Baca juga: Asisten II Setda Murung Raya Buka Musrenbang Tingkat Kecamatan, Sarana Untuk Sinkronisasi RPD

“Nah jadi karena jarak dimana juga harus melewati riam–riam dan memakan waktu tempuh yang lama adalah membuat biaya sangat tinggi sekali disana dan salah satu penyebab stunting anak di Desa Topus,” tutur Perdie.

Kemudian, Bupati Murung Raya dalam sambutanya juga mengatakan berencana akan membawa kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Murung Raya dan Kapolres Murung Raya Irwansyah untuk mengunjungi Desa Topus.

“Jadi rencana saya nanti kesana membawa mereka bermalam di pinggir sungai, agar mereka merasakan bagaimana perjuangan lewat satu hari kemudian lagi melewati riam- riam,” tandas Perdie.

Perdie juga menyebutkan bahwa di Desa topus terdapat ikan yang lumayan banyak dan ia mengatakan warga disana tidak melakukan ilegal fishing.

“Karena warga di sana kalau mengambil ikan dalam jumlah yang banyak, tidak ada es batu yang bisa membantu mengawetkan ikan, kecuali dibuat ikan kering,” katanya.

" Warga Desa Topus diperhadapkan kekayaan alam yang luar biasa, tetapi untuk kesana akses infrakstrukturnya sulit,” ungkap Perdie. (*)