Berita Palangkaraya

Setelah Penyakit Mulut dan Kuku Serang Ternak, Kini LSD Hambat Pasokan Daging Sapi di Palangkaraya

Pasokan daging sapi di Palangkaraya, Kalteng terganggu, karena penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak

Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ghorby Sugianto
Pemprov Kalteng saat melakukan pengawasan harga pangan di Pasar Besar Palangkaraya, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Pasokan daging sapi di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) terganggu, karena penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak, setelah penyakit mulut dan kuku menjangkit (PMK) beberapa waktu lalu.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Potong Hewan atau UPTD RPH, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangkaraya, drh Ganjar Priyatno menuturkan, saat ini pihak karantina sangat ketat, hewan ternak harus diperiksa dan vaksin terlebih dahulu.

Waktunya yang dibutuhkan untuk observasi dan vaksin hewan ternak sebelum sampai ke daerah tujuan nyaris sampai sebulan.

“Stok daging Sapi potong di pertengahan Januari 2023 sudah masuk, mungkin awal pertengah bulan selanjutnya baru tiba. Karena LSD hewan ternak masuk karantina, divaksin dan diobservasi selama kurang lebih 28 hari,” katanya, Kamis (19/1/2023).

Drh Ganjar Priyatno menjelaskan, LSD merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus, sehingga untuk mencegah penyebarannya perlu dilakukan vaksinasi LSD kepada hewan ternak.

Baca juga: Kebutuhan Vaksin PMK Hewan Ternak di Palangkaraya Kurang, Kuota Masih 500 Dosis

Baca juga: Peternak Bisa Merugi Jika Ternak Diserang PMK, Distan Kapuas Edukasi Peternak Sapi

Baca juga: Kebutuhan Vaksin PMK Hewan Ternak di Palangkaraya Kurang, Kuota Masih 500 Dosis

Langkah karantina menurutnya sangat tepat untuk mengantisipasi penyakit itu meluas.

Karena adanya LSD, pasokan daging sapi potong kian menipis, para jagal sapi harus berputar mencari stok daging agar kebutuhan di Palangkaraya mencukupi.

“Stok daging potong berjalan, hari ini hanya cukup 4 hari. Para jagal biasanya mencari dapat menemukan 2 ekor sapi untuk stok berjalan,” bebernya.

Pantauan Tribunkalteng.com, harga sapi di Pasar Kahayan Rp 160 ribu per kg, harga tersebut bertengger sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru, sementara harga normalnya adalah sekitar Rp 135 ribu per kg.

Baca juga: 2.700 Dosis Vaksin PMK Bakal Distribusikan di Kalteng, Kobar Terbanyak Kasus PMK

Di Pasar Besar harga daging sapi bervariasi, ada yang Rp 145 ribu per kg, ada pula Rp 150 ribu per kg.

Tak hanya penyakit LSD yang membuat harga daging sapi potong melambung, gelombang tinggi turut mempengaruhi terlambatnya pasokan. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved