Video Viral Tanggal 21 Desember Dilarang Keluar Malam, Simak Fenomena Solstis Menurut BRIN
Beredar Video Viral seruan larangan keluar rumah pada 21 Desember 2022 karena terjadi fenomena Solstis, berikut penjelasan BRIN
TRIBUNKALTENG.COM - Selain kabar bakal terjadi gempa besar disertai tsunami, juga beredar Video Viral seruan larangan keluar rumah pada 21 Desember 2022 karena terjadi fenomena Solstis, berikut penjelasan BRIN.
Video Viral itu terus beredar di media sosial terutama TikTok, bahkan banyak netizen yang penasaran lalu melakukan pencarian melalui mesin pencarian.
Disebutkan dalam Video Viral itu, Solstis adalah gerak semu tahunan matahari yang menjangkau kedudukan di atas garis balik selatan.
Sedikitnya 5 juta orang sudah menonton Video Viral itu hingga Minggu (18/12/2022).
Baca juga: Viral di Medsos Gempa Besar Plus Tsunami Desember-Januari, Hoax atau Beneran? Simak Penjelasan BMKG
Baca juga: Jadwal Jam Fenomena Planet Sejajar 24 Juni 2022 dan Cara Mudah Lihat Mars, Venus dan Bulan
Menanggapi itu, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, Solstis adalah fenomena astronomi biasa.
Oleh karena itu, tegas dia, tidak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah saat terjadi Solstis.
Andi Pangerang meyakinkan bahwa fenomena Solstis tidak berbahaya.
"Solstis sama sekali tidak berkaitan dengan aktivitas seismik atau kegempaan, solstik juga tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanologi," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Andi Pangerang, Solstis terjadi karena sumbu rotasi bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara dan selatan langit.
Kondisi ini, terjadi dua kali dalam setahun, pada Juni dan Desember.
Pada bulan Juni, Solstis terjadi lantaran kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Marahari.
Sementara pada Desember, belahan Bumi selatan dan kutub selatan condong ke Matahari.

Fenomena ini juga menyebabkan Matahari terbit dari arah tenggara dan terbenam di arah barat daya.
Namun demikian, terbitnya Matahari tersebut kembali disesuaikan dengan lintang geografis masing-masing wilayah.
Andi Pangerang juga menjelaskan, lintang tinggi terutama di belahan Bumi selatan, Matahari cenderung terbit di arah tenggara agak selatan dan terbenam di arah barat daya agak selatan.