Viral di Medsos Gempa Besar Plus Tsunami Desember-Januari, Hoax atau Beneran? Simak Penjelasan BMKG

Viral di Medsos terjadi gempa besar dan tsunami pada 20 Desember 2022 hingga 23 Desember 2023, ini Berita Hoax atau beneran? Ini penjelasan BMKG

Editor: Dwi Sudarlan
ILUSTRASI
Ilustrasi gempa. Viral di medsos kabar bakal terjadi gempa besar disertai tsunami pada 20 Desember 2022 hingga 23 Januari 2023, hoax atau beneran? 

TRIBUNKALTENG.COM - Saat ini Viral di M

Baca juga: Gempa Hari Ini Guncang Bali, Kekuatan 6,2 SR Berpusat di Jember Jawa Timur, ini Kata BMKG

edsos kabar bakal terjadinya gempa besar dan tsunami pada 20 Desember 2022 hingga 23 Desember 2023, ini Berita Hoax atau beneran? Begini penjelasan BMKG.

Tak hanya gempa besar, yang juga Viral di Medsos adalah kabar dari pertengahan Desember 2022 hingga Januari 2023, bakal sering terjadi gempa atau bencana alam di Indonesia.

"Perkiraan gempa dan tsunami besar terjadi antara 20 Desember 2022 sd 23 Januari 2023. Titik kejadian belum diketahui krn ada 18 titik potensi, sesuai BMKG. Semua daerah siaga. Dan berdoa semoga Allah swt melindungi kita semua dr marabahaya & malapetaka. Perkuat IRON DOME," demikian narasi yang bertebaran di medsos.

Benarkah kabar itu? Berita Hoax atau memang akan terjadi?

Tenang, berikut penjelasan Kepala Bagian Humas BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) Akhmad Taufan Maulana.

Baca juga: BMKG Sebut Gempa Magnitudo 5.0 Terjadi di Timur Laut Tana Tidung Kaltara Jumat 16 Desember 2022

Baca juga: Heboh Isu Gempa dan Tsunami di Medsos, Puluhan Warga Pantai Amal Tarakan Panik dan Mengungsi

 

"Dasarnya tidak jelas," tegas Taufan dikutip dari Kompas.com, Sabtu (17/2022).

Dia mengatakan belum ada teknologi di dunia yang mampu memprediksi secara tepat terjadinya gempa.

Termasuk pula, lokasi, tanggal, menit, maupun detik terjadinya gempa.

Namun BMKG mengingatkan Indonesia memang berada di daerah lempeng aktif gempa bumi.

"Sehingga potensi-potensi tersebut memungkinkan untuk terjadi. Kewaspadaan, kesiapan, hingga mitigasi kebencanaan jelas sangat diperlukan. Mari berbenah dalam semua aspek," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan hal serupa.

Dia juga pernah mengatakan, terjadinya gempa merupakan proses fisis berupa patahan batuan kulit bumi.

Pada suatu kondisi, batuan atau kulit bumi itu tidak mampu menahan lagi dorongan sehingga terbangun dan bebatuan tidak bisa lentur lagi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved