Berita Palangkaraya
Dampak Pandemi Covid-19, Murid SD Kelas 1-3 di Kota Palangkaraya Tak Bisa Baca
Dampak pandemi Covid-19 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah sangat terasa di sektor pendidikan, hampir 80 persen murid kelas 1 hingga 3 belum bisa baca
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Dampak Pandemi Covid-19 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah sangat terasa di sektor pendidikan. Terbukti banyak murid-murid yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 1-3 karena minimnya Pembelajaran Tatap Muka.
Menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan Palangkaraya, Jayani 80 persen murid-murid, khususnya di SD kelas 1-3 tak bisa membaca.
"Di Palangkaraya, learning loss yang paling terasa adalah murid-murid SD kelas kecil khususnya yang duduk di kelas 1 hingga 3, hampir 80 persen belum bisa membaca," katanya, tak lama ini.
Learning loss adalah sebuah kondisi hilangnya sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan, dalam perkembangan akademis yang biasanya.
Hal ini diakibatkan oleh terhenti atau terganggunya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan terlebih tatap muka.
Baca juga: Kakek 120 Tahun Masih Kuat, Video Syur dengan Wanita 54 Tahun di Emperan Toko Viral karena Murid SD
Baca juga: Belum Ada Sekolah di Palangkaraya Melakukan Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Hari Ini Pelaksanaan Pendidikan, PAUD, SD dan SMP Kota Palangkaraya Dilaksanakan PTM 100 Persen
Pihaknya pun menanggulangi dampak learning loss agar tidak lebih luas, dengan mulai memperkuat penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Hal itu mengacu kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) yang telah menginstruksikan seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Termasuk Kota Palangkaraya, untuk menjalankan IKM sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.
"Saat ini sudah ada sekitar 50 persen satuan pendidikan di bawah kewenangan Disdik Kota yang mulai menerapkan IKM ini. Tetapi kurikulum ini adalah opsi atau pilihan bagi sekolah, sesuai dengan kesiapannya masing-masing," bebernya.
Baca juga: Penerapan PTM 50 Persen di Palangkaraya Mulai Diberlakukan Kembali, Khusus Kelas 3 Laksanakan Ujian
Dia menilai IKM akan lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi bakat dan minatnya.
Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. (*)