Kerusuhan Arema vs Persebaya

Bocah 11 Tahun Ini Lihat Ayahnya Terinjak-injak di Stadion Kanjuruhan, Nyawa Sang Ibu Tak Tertolong

MA adalah salah satu korban selamat dari kerusuhan yang terjadi usai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang

Editor: Dwi Sudarlan
Kompas.com/Imron Hakiki
Salah satu mobil polisi yang menjadi korban rusuh massa usai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Sabtu (1/10/2022) malam. 

"Anaknya Mas Anton (Yulianton) masih trauma, saya tanya 'tahu bapak ibu jatuh diinjak-injak?' dia mengangguk, tahu," ungkap Doni di Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).

"Saya ada di tempat kejadian, sama mas, mbak ipar, dan keponakan. Saya juga membawa anak umur 10 tahun, tetangga saya juga membawa anak perempuan," ungkapnya.

juga melihat kepanikan penonton setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun.

"Tribun saya, tribun 14, (orang-orangnya) diem hanya lihat, ditembak kurang lebih dua kali gas air mata," kata Doni.

"Waktu terjadi tembakan gas air mata itu, pikiran saya hanya (menyelamatkan) anak-anak," ujarnya.

Aksi suporter Arema yang tidak puas karena timnya kalah dari Persebaya dalam laga Liga 1 2022, Sabtu (2/10/2022) malam. Aksi ini berujung kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa hingga ratusan orang.
Aksi suporter Arema yang tidak puas karena timnya kalah dari Persebaya dalam laga Liga 1 2022, Sabtu (2/10/2022) malam. Aksi ini berujung kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa hingga ratusan orang. (Istimewa via Bolasport.com)

Rombongan Doni yang duduk di tribun 14 lantas mencoba menghindari semburan gas air mata itu dan berlari ke arah pintu keluar.

"Kami cari pintu keluar itu berdesakan. Sudah berdesakan, panas kena gas (air mata) itu," kenang Doni.

Setelah berhasil keluar bersama anaknya, ia berusaha mencari kakak dan iparnya.

"Kurang lebih seperempat jam itu kok tidak keluar-keluar. Tiba-tiba saya dijawil anak kakak saya dari belakang," kata Doni menceritakan pertemuannya dengan MA usai berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan.

Doni pun mengaku kaget mendengar MA mengatakan kedua orangtuanya masih berada di dalam stadion.

Ia mengaku berlari dan mencoba masuk ke stadion, tapi gagal.

Akhirnya, setelah beberapa saat ia melihat kakak iparnya digotong orang-orang melewati pintu keluar.

"Setelah itu ada yang menggotong perempuan, saya lihat celananya seperti mbak ipar saya, ternyata benar," kata dia.

"Saya nggak bisa memastikan masih hidup atau tidak," imbuhnya.

Setelah menemukan kakak iparnya itu, Doni kembali berlari ke pintu stasion dan melihat kakak laki-lakinya digotong.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved