Berita Palangkaraya
NEWS VIDEO, BEM UPR Tantang Debat Terbuka, Soal Rektorat Sambut Hasto Dengan Karpet Merah
Keberadaan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang hadir di acara KKN Kebangsaan menggunakan seragam PDI-P disambut rektorat di dikritisi BEM UPR.
Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Keberadaan Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP ke acara KKN Kebangsaan yang digelar pihak rektorat Universitas Palangkaraya (UPR) jadi sorotan BEM setempat.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Palangkaraya melayangkan surat terbuka untuk menantang debat terbuka dengan pihak rektorat dan ketua pelaksana KKN Kebangsaan tersebut.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Mahasiswa Ernae Agustyana kepada Tribunkalteng.com, Selasa (19/7/2022) melalui telepon selular.
"Kami sebenarnya melayangkan surat terbuka. Dalam artian kepada pihak rektorat dan juga kepada panitia pelaksana terutama Ketua pelaksana KKN Kebangsaan," ujar Ernae.
Baca juga: Diduga Sarat Kepentingan Tertentu, Rektor UPR Elia Embang Bantah Ada Intrik Politik KKN Kebangsaan
Baca juga: Gubernur Kalteng Sugianto Sabran Beri Pembekalan KKN Kebangsaan, Ajak Mahasiswa Berperan Aktif
Baca juga: 1000 Orang Mahasiswa KKN Tahun 2022 di Kalteng, Disebar ke Lokasi Food Estate Kapuas & Pulpis
Dia menyampaikan ingin melakukan debat terbuka dan meminta klarifikasi terkait hadirnya tokoh politik di acara KKN Kebangsaan yang menurutnya menciderai marwah kampus.
"Masuknya Hasto Kristiyanto di Kampus kami dengan membawa namanya sebagai Sekjen DPP PDIP itu sudah mencoreng marwah kampus," jelas Ernae.
Perempuan yang aktif di salah satu organisasi kemahasiswaan ektra kampus ini juga berpendapat adanya peraturan yang melarang peraturan partai politik masuk kampus.
"Sebenarnya pada tahun 2002 itu ada salah satu Permen (peraturan menteri) yang menyatakan bahwa partai politik dan organisasi eksternal dilarang masuk kampus," bebernya.
Namun menurutnya, merujuk peraturan itu. Organisasi eksternal yang dilarang masuk kampus sudah dicabut.
Dia menambahkan, jika pihaknya sebenarnya menyambut baik dan mengapresiasi adanya KKN Kebangsaan yang digelar di kampusnya.
Namun kekecewaan bermula dari kegiatan tersebut dibungkus dengan bumbu politik praktis. Seperti spanduk foto Hasto Kristiyanto dengan baju PDH PDIP.
"Kami juga mengungkapkan kekecewaan kami pada pihak rektorat. Yang dimana mereka membentangkan karpet merah untuk tokoh politik yang dihadirkan dalam momen pembukaan KKN Kebangsaan," tambah Ernae.
Meskipun Hasto tidak menyinggung pesta demokrasi 2024, Ernae menilai hadirnya Hasto Kristiyanto sudah menjadi simbol partai politik dan sarat dengan politisasi.
"Bahkan yang membuat kami kecewa adalah stetmentPpak Aswin sebagai ketua pelaksana, beliau bilang KKN Kebangsaan ini telah mengundang semua Parpol," tegasnya. (*)