Berita Palangkaraya
Kisah Pandai Besi Palangkaraya, Rawat Warisan Budaya Dengan Menempa Mandau
Seorang pandai besi asal Desa Tewah, Gunung Mas bernama Joko (26) salah satu orang yang ikut melestarikan budaya leluhur membuat Pisau Mandau
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Profesi pandai besi sudah ada sejak dulu di suku Dayak Kalimantan Tengah. Terbukti dengan adanya senjata tradisional Mandau yang sudah turun temurun meregenerasi hingga sekarang.
Namun kini keberadaan pandai besi nyaris terlupakan dengan adanya teknologi canggih. Yang mampu membuat segala perkakas berbahan dasar besi tak kecuali Mandau.
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah terdapat seorang pandai besi asal Desa Tewah, Gunung Mas bernama Joko (26). Sejak dia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sudah menngeluti dunia pandai besi.
"Sudah belasan tahun menggeluti pandai besi. Turun temurun dari kakek hingga orang tua. Kalau tidak ada bakat memang susah," ujar Joko, Jumat (15/7/2022).
Berbekal dari warisan pengetahuan dari kakek hingga orang tuanya dulu yang sama memiliki keterampilan pandai besi. Mereka mempunyai cita-cita melestarikan budaya pandai besi di Suku Dayak.
Baca juga: Souvenir Mandau Dayak, Disenangi Wisatawan Lokal dan Turis Asing Kala Berkunjung ke Palangkaraya
Baca juga: Mandau, Senjata Tradisional Adat Dayak Kalimantan, Simbol Persaudaraan dan Tanggung Jawab
Tujuan yang barangkali tak umum tersebut, Joko tuangkan dengan membuat kelompok pandai besi yang menggarap perkakas yang berbahan besi. Namun pembuatan Mandau diutamakan.
"Syukurlah sukses berhasil. Kalau sekarang ada bina 4 orang. Kalau ada kemauan pasti bisa," ujar Joko kepada Tribunkalteng.com.
Bertempat di Jalan Mahir Mahar dia bersama kelompoknya kerap menggarap pesanan aneka Mandau dengan segala motif. Menurutnya pembuatan motif tak boleh sembarangan.
Selain memiliki makna, membuat motif pada besi jika salah maka akan sulit untuk kembali memperbaikinya. Bisa-bisa besi mangkrak atau dibuat jenis lain.
Baca juga: KaltengPedia : Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak Khas Kalimantan, Ini Maknanya
Melalui Kegesitan, ketelitian dan kelihaian tangan Joko. Sebuah bilah besi Mandau dapat dibadrol dengan ratusan ribu harga jutaan rupiah, yang rata-ratanya pengerjaan selama 2 hingga 3 hari.
Harga tersebut tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Misalnya motif yang meliuk-liuk dan berulir atau ukuran jumbo.
Penghasilan dari menempa besi itu bisa dibilang fantastis. Karena dalam sebulan Joko pernah mendapatkan Rp 15 juta dari derasanya pesanan peminat karyanya.
Pemuda yang berambut gondrong itu pun berharap agar ada pandai besi lainnya bermunculan. Untuk merawat warisan budaya suku Dayak dengan menempa besi. (*)