Kalteng Expo 2022
Kalteng Expo 2022, WBP Rutan Palangkaraya Pamerkan Karya Getah Nyatu Bernilai Ekonomis
WBP Rutan Palangkaraya Kelas IIA turut memeriahkan Kalteng Expo 2022 dengan memperkenalkan karya seni dari getah nyatu yang bernilai tinggi ekonimis
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Palangkaraya Kelas IIA, turut memeriahkan Kalteng Expo 2022 dengan memperkenalkan karya dari getah nyatu yang bernilai ekonomis.
Pantauan Tribunkalteng.com, terlihat sejumlah WBP menunjukan kemahirannya mengolah kerajinan getah nyatu, di hadapan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo, Ketua Dekranasda Ivo Yulistra Sugianto Sabran dan pengunjung lainnya.
"Kita yakin setiap WBP memiliki keterampilan dan potensinya masing-masing. Jika dimanfaatkan dengan maksimal, potensi tersebut tentunya dapat menjadi bekal untuk mereka jika telah selesai menjalani masa hukuman nantinya," kata Kepala Rutan Palangkaraya Suwarto, Rabu (13/7/2022).
Dia pun mendukung kegiatan positif WBP, agar setiap potensi dapat terwadahi bahkan menghasilkan karya yang sifatnya bernilai ekonomis. Sehingga para WBP mempunyai bekal keterampilan nantinya.
Baca juga: Kalteng Expo 2022, Ribuan Pengunjung Penuhi Stand Pameran Hingga Pasar Rakyat
Baca juga: Kalteng Expo 2022, Persiapan Sudah 80 Persen, Libatkan Puluhan UMKM Lokal Pamerkan Produk Unggul
Langkah konkret menjalin kerjasama dengan Dekranasda Kalteng menurutnya wujud dukungan. Melalui pembinaan yang diberikan Dekranasda Kalteng kepada WBP, mengenai beberapa kerajinan yang berdampak positif bagi mereka.
Sementara itu, Kerajinan getah nyatu merupakan kerajinan yang memanfaatkan getah pohon nyatu sebagai bahan utama. Kerajinan jenis ini banyak dijumpai di Kalimantan Tengah.
Pemilihan pohon nyatu sebagai bahan utama pembuatan kerajinan bukan tanpa sebab. Salah karena pohon ini banyak dijumpai, pohon nyatu juga memiliki kemampuan berkembang biak dalam waktu yang sangat singkat.
Hanya dalam 6 bulan, pohon nyatu sudah mempunyai tinggi sekitar 8 meter. Dengan ketinggian itu, pohon nyatu sudah dianggap layak dipangkas dan diambil getahnya.
Tapi, bukan berarti semua pohon nyatu yang sudah berusia 6 bulan bisa langsung dipangkas. Panen pohon nyatu dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan demi menjaga tradisi, agar selalu menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga: Kalteng Expo 2022, Mulai Dibuka Hari Ini, Panitia Siapkan Tujuh Lokasi Tempat Parkir Kendaraan
Kerajinan getah nyatu tersebut, jika sudah menjadi sebuah karya. Harganya mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung tingkat kerumitan dan ukuran.

"Pesan ibu Ketua Dekranasda Kalteng pada saat kunjungan kemarin adalah agar kerajinan getah nyatu terus dilestarikan, sebagai warisan budaya yang mempunyai nilai etnik, dan unik, serta dikagumi oleh warga negara asing," pungkas Suwarto. (*)