Berita Palangkaraya

Tip Proses Kreatif dari Sutradara Rehabi Mandra untuk Anak Muda Kalteng yang Ingin Membuat Film

Untuk anak muda Kalteng yang kreatif dan ingin membuat film, ada tip praktis dari sutradara sekaligus penulis skenario Rehabi Mandra

Penulis: Lidia Wati | Editor: Dwi Sudarlan
Tribun Kalteng/Ghorby Sugianto
Sutradara Rehabi Mandra (kanan) saat diskusi setelah rangkaian menonton film bertemakan antikorupsi di Palma XXI, Palangkaraya, Sabtu (18/6/2022). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Untuk anak muda Kalimantan Tengah (Kalteng) yang kreatif dan ingin membuat film, ada tip praktis dari sutradara sekaligus penulis skenario Rehabi Mandra.

Dalam acara Movie Day di Palma XXI Palangkaraya, Sabtu (18/6/2022), Rehabi Mandra memberi cara atau tip dan trik singkat membuat film yang enak ditonton.

Ditegaskan Rehabi Mandra, paling awal dari proses kreatif itu adalah menggali ide.

Dia meyakini di setiap tempat bahkan di lokasi sekitar terdapat kondisi sosial yang dapat dijadikan ide suatu film.

Baca juga: Terinspirasi Banjir Kalteng, Film Awas Ada Ujian Jadi Finalis ACFFest 2021 Usung Tema Antikorupsi

Baca juga: Karakter Unik Beby Tsabina di Film Naga Naga Naga, Cewek Tomboy dan Slengean Seperti Naga Bonar

Baca juga: Jadwal Film Naga Naga Naga, Hadir di Bioskop Palangkaraya, Lihat Jam Tayang dan Harga Tiketnya

"Yang jadi pertanyaan, kenapa itu penting, kenapa harus sekarang dan kenapa harus dijadikan film," ujar Rehabi Mandra.

Menurut dia, film merupakan corong besar untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat.

Oleh karena, perlu pertimbangan mana yang menarik untuk diangkat.

Apabila kondisi sosial yang ada hanyalah masalah sepele cukup dituangkan menjadi update status media sosial.

Selain itu, Rehabi Mandra juga menyarankan menyelipkan adegan humor atau hiburan untuk memecah ketegangan dari suatu kisah film.

"Hidup gue aja sudah serius, masak gue disuruh nonton serius lagi," kelakarnya. 

Dikatakan dia, dengan menyelipkan adegan hiburan atau humor, maka pesan yang ingin disampaikan melalui film dapat lebih mudah diterima penonton.

Pasalnya, kebosanan saat menonton film dapat menghambat tersampainya suatu pesan. 

Selanjutnya, pemilihan karakter yang menarik dan unik juga menentukan penonton bakal terus atau berhenti menonton film tersebut sampai selesai 

"Misalnya kepala sekolah saja karakternya, itu biasa. Tapi kalau kepala sekolah kebanjiran, uangnya hanyut semua. Itu sudah cukup menarik untuk diikuti dan membuat orang bertanya-tanya apa yang selanjutnya terjadi," kata Rehabi Mandra menyinggung film "Awas Ada Ujian" karya sutradara asal Kalteng, Rai Andika Sadewa. 

Dan, yang tidak kalah penting adalah memasukkan permasalahan dalam cerita film.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved