Berita Kapuas
Guru Madrasah Kapuas Tulis Buku, Bimbingan dan Konseling Diantara Pandemi dan Perubahan
Buku berjudul "Bimbingan dan Konseling, Diantara Pandemi dan Perubahan" dipersembahkan untuk dunia pendidikan.
Penulis: Fadly Setia Rahman | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, KUALAKAPUAS - Cerita datang dari Emma Rosiana seorang Guru Bimbingan Konseling (BK) di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kapuas.
Bersama tiga orang guru BK madrasah berbeda di Kalimantan Tengah (Kalteng), ia menulis dan menyusun sebuah buku.
Buku berjudul "Bimbingan dan Konseling, Diantara Pandemi dan Perubahan" dipersembahkan untuk dunia pendidikan.
Sebagai tanda pula, seorang guru haruslah menuangkan karya dan sumbangsih pemikiran untuk pendidikan.
Sebagai pesan pula bahwa pandemi bukan menghambat tumbuh kembang pendidikan namun jadi pelecut semangat berkarya para tenaga pendidik.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kalteng Hari ini, Hujan Lebat Sejak Dini Hari Sebabkan Rumah dan Jalan Terendam
Baca juga: H+1 Lebaran, Harga Ayam Tembus Rp 50 Ribu per Kg di Palangkaraya, Harga Kentang Relatif Stabil
Baca juga: Penemuan Jenazah di Palangkaraya, Ini Hasil Visum Et Repertum Penyebab Meninggalnya Rizky Annur
Buka karya nya bersama tiga guru BK lainnya itu telah dilaunching akhir Ramadhan tadi di Palangkaraya.
"Tulisan yang kami tuangkan dalam buku adalah masalah yang dihadapi dalam tugas sehari-hari," kata Emma, Rabu (4/5/2022).
Termasuk pula didalamnya termuat hal terkait pembinaan dan pembimbingan, serta problematika yang dihadapi peserta didik.
"Baik pribadi, sosial belajar, maupun karir," ujarnya.
Buku dengan sampul warna putih biru itu dilengkapi pula lembar refleksi siswa. Diharapkan bisa jadi tambahan referensi bagi guru BK dimanapun berada.
Emma menceritakan menulis buku itu, berawal dari mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi guru Bimbingan Konseling tingkat Nasional.
Melalui kegiatan pelatihan yang diikuti, dirinya termotivasi untuk turut serta dalam penyusunan buku.
Pelatihan itu ternyata mampu menimbulkan niat, semangat untuk menggali kemampuan diri dalam aktifitas tulis menulis.
"Niat dan kemauan merupakan modal awal untuk memulai menulis buku, terlebih lagi dibarengi dengan dorongan semangat dari rekan seprofesi, sehingga semangat itu timbul untuk mulai menulis buku," bebernya.
Awal memulai menulis, Emma mengakui memang cukup sulit tapi berkat bimbingan dari para penulis yang sudah berpengalaman dan banyak menghasilkan karya, akhirnya menulis menjadi terasa menyenangkan.
Ia menambahkan, saat sekarang menulis akan menjadi sesuatu yang mudah. Sebab tidak sulit untuk mencari literatur pendukung.
Media online maupun cetak mudah diperoleh untuk menyempurnakan sebuah tulisannya.
"Semoga buku ini bermanfaat, dapat menjadi panduan membentuk karakter peserta didik. Mudah-mudahan ke depan dapat menghasilkan sebuah karya lagi," pungkasnya. (*)
--