Berita Palangkaraya
Kisah Pendiri RSAT Palangkaraya Agung Priantoko, Dedikasikan Diri Urus Anjing Telantar Tanpa Bayaran
Agung Priantoko yang mendirikan Rumah Singgah Anjing Terlantar (RSAT) di Palangkaraya, seorang relawan tanpa bayaran, demi mengurus hewan terlantar
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Tak banyak orang yang memilih menyayangi hewan peliharaan dan benar-benar rela mendedikasikan untuk mengurus anjing telantar di jalanan.
Itulah yang dilakukan Agung Priantoko yang mendirikan Rumah Singgah Anjing Telantar (RSAT) di Palangkaraya, seorang relawan tanpa bayaran.
Bermula dari rasa kasihan kepada anjing terlantar di jalan Kota Cantik Palangkaraya 5 tahun lalu, dia memberi makan sedikit demi sedikit anjing yang dijumpai dan berlanjut hingga sekarang.
RSAT Palangkaraya mendedikasikan untuk hewan-hewan peliharaan yang mengalami nasib tak beruntung di jalanan, seperti tidak ada tuan, mengalami sakit bahkan hingga diujung ajal.
Agung bersama sang istri pernah merawat anjing terlantar hingga 28 ekor di rumahnya, dirawat berdua tak mengandalkan orang lain, tak jarang pengorbanan kerap ia alami.
Baca juga: Warga Palangkaraya Resah Teror Peracun Anjing, Hewan Berkeliaran di Luar Pagar Rawan Mati
Seperti menjual cincin kawin, dua motor mangkrak akibat terlalu sering mobilisasi di jalanan dan lainnya.
"Saat ini kami ada 13 anjing di rumah, untuk biaya sehari-hari mereka kami menjual makanan anjing dan kucing, kalau tidak laku ya untuk makan mereka sendiri," kata Agung Priantoko di Podcast Ruang Tamu Tribun Kalteng, Sabtu (5/3/2022).
Podcast tersebut dipandu oleh Jurnalis Tribunkalteng.com Pathurrachman yang mengulik detail Agung Priantoko dan Drh Eko Hari Yuwono Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kalteng.
Agung Priantoko membeberkan, jika konsep RSAT Palangkaraya ada perkembangan dari awal berdiri yang menerima donasi hingga 2 tahun selanjutnya.
Baca juga: Anjing Liar Resahkan Warga Palangkaraya, Mendadak Masuk Toko dan Ingin Serang Penjaga
Namun setelah itu dirinya tidak menerima donasi pembiayaan anjing telantar.
Menurutnya penerimaan donasi membuat dirinya diatur, sehingga dia harus lari ke sana kemari untuk rescue anjing telantar dan rumahnya hampir sesak karena menampung anjing.
"Ada perkataan Drh Eko Hari Yuwono yang saya ingat, kalau kamu tidak sanggup jangan diteruskan, karena untuk me-rescue itu mudah namun untuk kehidupan selanjutnya anjing atau rehabilitasi tidak mudah," tutur Agung.
Berbekal hal tersebut, sehingga konsep baru ia terapkan efektif, di mana ketika ada laporan dari warga tentang ada hewan anjing, kucing atau peliharaan lainnya yang telantar, sakit, atau tertabrak dia langsung membawanya ke dokter hewan.
Selanjutnya akan meminta pelapor bertanggung jawab akan hewan tersebut dengan merawatnya.
Lalu RSAT Palangkaraya akan menggalang donasi untuk hewan tersebut dan melaporkan penggunaan donasi di media sosial RSAT.