Berita Kaltim

Ricuh saat Rakerprov KONI Kaltim Berujung Pemukulan & Pengeroyokan Dilaporkan ke Polisi

Terjadi kericuhan saat Rakerpov KONI Kaltim yang dilaksanakan Sabtu (29/1/2022) yang berujung pada pengeroyokan dan pemukulan kepada perwakilan cabor

Editor: Sri Mariati
HO/TRIBUNKALTIM.CO
Tangkapan layar terjadi kericuhan, diduga terjadi sewaktu pelaksanaan Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) KONI Kaltim di Hotel Aston Samarinda, Sabtu (29/1/2022) lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMARINDA – Kericuhan yang diduga terjadi di kegiatan Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia Kalimantan Timur atau KONI Kaltim, jadi viral di media sosial (medsos).

Rakerprov KONI Kaltim dikabarkan telah dilaksanakan di Hotel Aston Samarinda, Kota Samarinda, Sabtu (29/1/2022) lalu.

Berdasarkan video yang direkam beberapa detik itu nampak terjadi kericuhan, ada yang mendorong, ada yang mencoba melerai dan adapula yang berlari mengejar.

Informasi yang didapat TribunKaltim.co (Tribun Network), ada salah satu orang yang dipukul pada kericuhan itu, yakni Sugeng Mochdar yang merupakan salah satu peserta Rakerprov dari perwakilan cabang olahraga (Cabor).

Tak selang berapa lama Perwakilan Cabor Persatuan Lawn Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Kaltim, Sugeng Mochdar juga akhirnya buka suara kepada awak media terkait insiden kericuhan tersebut.

Baca juga: Terungkap Fakta Baru Tonase Truk Laka Maut di Simpang Rapak Balikpapan oleh Polda Kaltim

Dia didampingi Ketua Pelti Kaltim yang juga bakal calon KONI Kaltim Zairin Zain dan Pengurus Bapor Korpri serta Ketua Pengurus Provinsi Federasi Kurash Indonesia (Pengprov Ferkushi), Agus Hari Kusuma.

Di hadapan awak media, Sugeng Mochdar menerangkan, sesuai ketentuan yang ada seluruh peserta sidang di Rakerprov diberikan hak untuk menanggapi hasil kesepakatan masing-masing komisi.

Pada penyampaian pandangan terkait Komisi I, dirinya dari perwakilan Pelti Kaltim memaparkan pandangannya yang tidak sependapat dengan hasil kesepakatan Komisi I

Sugeng Mochdar ketika menyampaikan yang menurutnya pada forum resmi dan dilindungi undang-undang ini, dia diizinkan mengutarakan pendapat.

Dia mengaku tidak sependapat terhadap hasil Komisi I yang langsung ingin disahkan peserta tanpa melalui paripurna, padahal Komisi I saat menyampaikan hasil sidang komisi harus ditanggapi Komisi II, yang mana dirinya termasuk dalam Komisi II dan menanggapi hasil tersebut.

Selain itu, Sugeng Mochdar dari Pelti tidak sependapat terkait persyaratan bakal calon Ketua Umum KONI Kaltim harus didukung 30 persen cabor dan 30 persen KONI kabupaten/kota serta Badan Fungsional.

Hal ini lah yang kemudian memicu kericuhan, Sugeng Mochdar mengatakan persyaratan dukungan tidak ada aturan yang mengikat serta menilai Rakerprov yang digelar rekayasa.

Baca juga: Oknum Ulama Mencabuli 13 Santriwati di Balikpapan Ditahan di Mapolda Kaltim

"Lantas mereka mengatakan mekanisme (dukungan) ini pernah dilakukan di KONI pusat, nah itu setelah ada kesepakatan bersama dari mereka. Di sini kan beda, kami belum sepakat, berarti belum sepakat dan itu bukan hasil kesepakatan, apakah itu bukan rekayasa?" beber Sugeng Mochdar.

Kericuhan yang terjadi dan pemukulan terhadap dirinya yang merasa dikeroyok serta tidak mendapatkan perlindungan keamanan saat tengah berada di lokasi Rakerprov juga disesalkannya.

Sugeng Mochdar menjelaskan kronologi pemukulan yang mengakibatkan dia harus ditangani medis di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.

"Setelah memberikan beberapa masukan sesuai dengan video yang beredar itu, kenapa kok mereka lantas memukul saya dan mengeroyoki saya, ada apa?" tanyanya.

"Ini kan forum yang terhormat, harusnya saya dilindungi oleh penyelenggara, ini terkesan ada pembiaran. Saya dibiarkan dipukul jatuh dan ada yang cekik, untung saja Bhabinkantibmas membela dan membawa saya keluar, ini nggak fair," ujar Sugeng Mochdar.

"Saya lapor ke kepolisian dan ini kami serahkan untuk ditindaklanjuti laporan yang saya sampaikan, semoga dari aparat cepat bergerak untuk merespons dan menindak sesuai hukum," pinta Sugeng Mochdar.

Baca juga: 2 Pelaku Pengeroyokan THM di Samarinda Diringkus Polisi, Dipicu Mabuk dan Berbuat Onar

Agus Hari Kusuma pun turut menyesalkan insiden yang terjadi dan menarik diri dari agenda Musorprov yang dijadwalkan digelar pada Februari 2022 mendatang.

Pasalnya, dia menilai forum ini sudah tidak kondusif.

"Kami akan menarik diri dari musyawarah provinsi, karena kami merasa musyawarah ini sudah tidak aman, sebab dari panitia penyelenggara tidak menjamin keamanan kita," ucapnya tegas.

"Sebaliknya kita sesalkan, insiden itu. Kami dari cabor Kurash dan Bapor Korpri tidak akan ikut Musprov," timpalnya.

Agus Hari Kusuma menyarankan hal ini bisa dibawa ke KONI Pusat dan Gubernur Kaltim sebagai pembina olahraga.

Dia pun tidak lagi berbicara Timses, pasalnya dari cabor yang dipimpinnya sudah memandatkan penuh suara ke bakal calon, yakni Zairin Zain yang akan mengambil tindakan.

"Kalau berbicara cabor, timses untuk mengusung pak Zairin sudah stop ini, dua suara saya ini berikan ke beliau, tindakannya nanti seperti apa ya beliau yang menyampaikan," tuturnya.

"Apakah ini dilaporkan ke (KONI) pusat, atau bagaimana. Saya dari cabor menilai Zuhdi Yahya dkk sudah tidak bisa melaksanakan musyawarah provinsi karena tidak menjamin keamanan, itu saja," tambah Agus Hari Kusuma.

Saat ini tentu fokus mengawal kasus pemukulan terhadap salah satu pengurus KONI Kaltim, Sugeng Mochdar ke jalur hukum.

Baca juga: Tiga Pria Ini Diringkus Satreskrim Polres Tabalong, Terlibat Pengeroyokan Hingga Tewaskan Korban

"Kejadian ini di luar keinginan kita, namun tentunya kami akan melakukan tindakan sesuai hukum yang berlaku, kami juga sudah koordinasi ke Sugeng dan akan membawa ke jalur hukum," katanya.

Ketua Umum Pelti Kaltim Zairin Zain yang juga diusung sebelumnya oleh Agus Hari Kusuma sebagai Timses ikut menyayangkan peristiwa kericuhan dalam Rakerprov KONI Kaltim, yang dianggap selalu menjunjung sprotifitas.

"Saya selaku calon yang diusung teman-teman ini mengaku prihatin dengan kejadian kemarin, forum yang sebesar itu, induk olahraga yang membawahi cabor-cabor harusnya bersikap arif di dalam Rakerprov itu ada, solusi yang disampaikan ya ditampung," bebernya.

Bukan disikapi dengan kepala panas dan hati panas, harusnya kepala dingin serta hati dingin," ucap Zairin Zain. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Insiden Pemukulan dan Pengeroyokan dalam Rakerprov KONI Kaltim Dilaporkan ke Polisi.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved