Buaya Sebangau Serang Manusia
BKSDA Imbau Tidak Ada Kekerasan ke Buaya Sebangau Kuala, Keluarga Korban Siapkan Tolak Bala
Pascakejadian itu, keluarga korban dikabarkan telah mengikhlaskan dan berencana menggelar ritusal tolak bala
Penulis: Pangkan B | Editor: Dwi Sudarlan
Adapun Samsu diterkam buaya saat bersama rekan sesama pekerja bansaw menaikan kayu dari sungai ke darat.
Saat itu Samsu dan seorang temannya berada di sungai, sementara 2 pekerja lain di darat.

Mereka sedang bekerja menaikkan kayu dari sungai ke darat saat buaya hitam berukuran besar tiba-tiba menerkam dan menyeret Samsu ke dalam sungai.
Setelah dua hari menghilang, jenazah Samsu ditemukan sekira 2 kilometer dari lokasi dirinya diserang buaya itu.
Kepala BKSDA Kalteng, Nur Patria Kurniawan melalui Kepala Seksi WRU Konservasi Wilayah I, Jonet mengungkapkan, Samsu diserang buaya saat menyelam untuk menaikkan kayu galam.
“Diduga buaya yang menyerangnya bewarna hitam dan panjang kurang lebih 5 meter,” ucap Jonet.
Meski Samsu menjadi korban keganasan buaya, keluarga korban dan BKSDA berharap tidak ada upaya pembalasan atau tindak kekerasan terhadap buaya di Sungai Sebangau Kuala.
Pasalnya, bila itu terjadi, akan terjadi kemungkinan buaya menyerang manusia lagi di kawasan tersebut.
Setelah jenazah Samsu ditemukan, pihak keluarga dan penanggung jawab bansaw berencana mengadakan doa tolak bala.
“Doa tolak bala dan selamatan supaya kejadian buaya menerkam manusia tidak terulang kembali di kemudian hari,” ucap Jonet.
Pada kesempatan itu juga tim BKSDA Kalteng menyampaikan imbauan pada kepada warga sekitar lokasi dan para pekerja bansaw untuk lebih berhati-hati.
Selain itu, BKSDA Kalteng meminta pengelola bansaw memasang spanduk himbauan untuk lebih waspada terhadap buaya.
“Juga memasang jaring pengaman di bawah permukaan air untuk menghindari serangan buaya,” ucap Jonet. (*)