Buaya Sebangau Serang Manusia
BKSDA Imbau Tidak Ada Kekerasan ke Buaya Sebangau Kuala, Keluarga Korban Siapkan Tolak Bala
Pascakejadian itu, keluarga korban dikabarkan telah mengikhlaskan dan berencana menggelar ritusal tolak bala
Penulis: Pangkan B | Editor: Dwi Sudarlan
TRIBUNKALTENG.COM, PULANGPISAU – Sudah berulang kali, buaya di Sungai Sebangau Kuala, Pulangpisau, Kalteng, menyerang manusia, terakhir seorang pekerja bansaw, Samsu yang menjadi korban buaya hitam berukuran besar itu.
Pascakejadian itu, keluarga korban dikabarkan telah mengikhlaskan dan berencana menggelar ritusal tolak bala.
Belum diketahui pasti jumlah buaya yang ada di Sungai Sebangau Kuala, namun BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kalteng menyebut kawasan di sana memang habitat buaya.
Berdasar data BKSDA, serangan buaya Sebangau Kuala sering terjadi pada bulan Januari-Februari, atau di masa kawin hewan tersebut.
Menurut keterangan sejumlah saksi, buaya yang menerkam Samsu, Kamis (13/1/2021) kemarin, adalah buaya hitam berukuran besar.
Baca juga: Pekerja Bansaw Diterkam Buaya di Sebangau Kuala Akhirnya Ditemukan Tewas Tanpa Lengan Kiri
Baca juga: Warga Terus Waspada Pasca Buaya Muncul di Desa Panarung Basarang Kapuas
Baca juga: Sungai Sebangau Kuala Habitat Buaya, Serang Manusia Januari-Februari, Agresif Saat Musim Kawin
Kejadian buaya Sungai Sebangau Kuala menyerang manusia, bukan kali pertama ini.
Sejak 2021 sudah ada 3 kejadian, belum lagi tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya manusia, buaya di Sungai Sebangau Kuala ini, menurut warga, juga menyerang hewan ternak mereka ketika berada di pinggir sungai.
Ada dugaan, yang ada di Sungai Sebangau Kuala adalah buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus), yang termasuk jenis adalah jenis buaya berukuran besar.
Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Indo-Australian crocodile dan Man-eater crocodile.
Buaya jenis ini terdapat di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-Australia).
Siapkan Tolak Bala
Samsu, korban kesekian buaya Sungai Sebangau Kuala sudah ditemukan jasadnya, Sabtu (15/1/2022) kemarin.
Namun, kondisi tubuh jasad Samsu sudah tidak utuh karena tangan kiri tidak ada.
Meski demikian keluarga korban, cukup bersyukur jenazah Samsu ditemukan karena ada korban buaya di Sungai Sebangau yang tidak ditemukan.
Adapun Samsu diterkam buaya saat bersama rekan sesama pekerja bansaw menaikan kayu dari sungai ke darat.
Saat itu Samsu dan seorang temannya berada di sungai, sementara 2 pekerja lain di darat.

Mereka sedang bekerja menaikkan kayu dari sungai ke darat saat buaya hitam berukuran besar tiba-tiba menerkam dan menyeret Samsu ke dalam sungai.
Setelah dua hari menghilang, jenazah Samsu ditemukan sekira 2 kilometer dari lokasi dirinya diserang buaya itu.
Kepala BKSDA Kalteng, Nur Patria Kurniawan melalui Kepala Seksi WRU Konservasi Wilayah I, Jonet mengungkapkan, Samsu diserang buaya saat menyelam untuk menaikkan kayu galam.
“Diduga buaya yang menyerangnya bewarna hitam dan panjang kurang lebih 5 meter,” ucap Jonet.
Meski Samsu menjadi korban keganasan buaya, keluarga korban dan BKSDA berharap tidak ada upaya pembalasan atau tindak kekerasan terhadap buaya di Sungai Sebangau Kuala.
Pasalnya, bila itu terjadi, akan terjadi kemungkinan buaya menyerang manusia lagi di kawasan tersebut.
Setelah jenazah Samsu ditemukan, pihak keluarga dan penanggung jawab bansaw berencana mengadakan doa tolak bala.
“Doa tolak bala dan selamatan supaya kejadian buaya menerkam manusia tidak terulang kembali di kemudian hari,” ucap Jonet.
Pada kesempatan itu juga tim BKSDA Kalteng menyampaikan imbauan pada kepada warga sekitar lokasi dan para pekerja bansaw untuk lebih berhati-hati.
Selain itu, BKSDA Kalteng meminta pengelola bansaw memasang spanduk himbauan untuk lebih waspada terhadap buaya.
“Juga memasang jaring pengaman di bawah permukaan air untuk menghindari serangan buaya,” ucap Jonet. (*)