Berita Palangkaraya
Kebakaran di Palangkaraya, Korban Amukan Api di Kampung Ponton Perlu Alat Memasak, Hidup di Barak
Memang banyak bantuan yang datang tetapi ke korban Kebakaran di Palangkaraya ini, tetapi mereka juga memerlukan peralatan memasak
Penulis: Muhammad Lamsi | Editor: Dwi Sudarlan
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Ratusan warga Kampung Ponton korban Kebakaran di Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang menjadi korban kebakaran memerlukan bantuan berupa peralatan memasak.
Hal ini disampaikan oleh beberapa warga Kampung Ponton yang menjadi korban Kebakaran di Palangkaraya kepada Tribunkalteng.com, Minggu (26/12/2021).
Menurut warga, memang banyak bantuan yang datang tetapi ke korban Kebakaran di Palangkaraya ini, tetapi mereka juga memerlukan peralatan memasak.
Karena selama hidup di rumah atau barak-barak penampungan, mereka kesulitan untuk memasak makanan.
Baca juga: Kebakaran di Palangkaraya, Polisi Lakukan Penyelidikan Terbakarnya Kawasan Padat Penduduk Ponton
Baca juga: Banjir Palangkaraya, Aktivitas Warga Ponton Terganggu Sampai Ada yang Harus Cuti Bekerja
"Untuk saat ini kami sangat memerlukan bantuan berupa peralatan memasak, karena seluruh korban kebakaran di sini tidak sempat menyelamatkan barangnya," ucap seorang warga, Juhri.
Sudah 3 hari ini, ratusan korban kebakaran di Kampung Ponton itu terpaksa hidup di barak-barak dalam kondisi seadanya atau menumpang di rumah keluarga dan tetangga.
"Kebanyakan warga yang terkena musibah ini mengungsi ke tempat saudaranya juga tinggal sementara di barak yang biaya sewanya di gratiskan oleh pemiliknya," ucap Juhri.
Sejumlah warga lain mengatakan, banyak bantuan yang datang, seperti pakaian dan bahan makanan serta obat-obatan sudah mencukupi.
Bantuan selain dari pemerintah daerah juga datang dari berbagai kelompok masyarakat atau warga Palangkaraya secara perorangan.
Akibat amukan si jago merah, sebanyak ratusan warga dari 28 KK (kepala keluarga) yang menghuni 21 rumah.
Lokasi kebakaran tepatnya terjadi di Kampung Ponton Gang Berkatilah.
Diduga kebakaran besar ini akibat konsleting listrik dari rumah seorang warga dan kerugian ditaksir sekira Rp 500 juta.
Dengar suara ledakan
Seorang warga Kampung Ponton, Masnah mengaku mendengar suara ledakan sebelum terjadi kebakaran.
"Ada bunyi ledakan yang sangat keras sehingga membangunkan kami yang lagi tidur," ujarnya.