Berita Kalsel
Warga Bukitmulya Tanahlaut Mengungsi, Longsoran Lobang Galian Tambang Semakin Dekat Rumah
Rumah di Bukitmulya, Kabupaten Tanahlaut hampir tergerus akibat longsoran aktivitas tambang batu bara sehingga sebagian warga terpaksa mengungsi
TRIBUNKALTENG.COM, PELAIHARI – Sebagian warga Desa Bukitmulya, Kabupaten Tanahlaut terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Terutama bagi mereka yang rumahnya berdekatan dengan lokasi tambang batu bara
Yang berada di wilayah Desa Bukitmulya, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut , Kalimantan Selatan. Sehingga menyisakan persoalan tersendiri bagi warga setempat.
Pasalnya, jaraknya dengan tempat tinggal mereka hanya hitungan belasan hingga beberapa puluh meter saja.
Bahkan di antaranya ada yang benar-benar hampir menggerus bangunan rumah seperti rumah yang didiami Abdul Syukur.
Jarak lubang menganga dengan rumah warga RT 13 RW 4 ini hanya sekitar satu meter.
Pantauan Tribun News Network, Kamis (21/10/2021), kedalaman lubang tersebut mencapai puluhan meter.
Di sekitarnya tampak bukaan tambang yang cukup luas. Namun tak terlihat aktivitas baru penambangan.
Longsoran tebing bukaan tambang yang mengarah ke rumah Syukur tersebut tampak sangat labil atau berkemungkinan masih bakal terjadi longsor susulan.
Ada satu 'bangkai' pohon besar telah yang tumbang.
Baca juga: Kapal Nelayan Luar Kalimantan Dibakar Gegara Tangkap Ikan Pakai Alat Terlarang di Perairan Kalsel
Baca juga: Nenek Ditabrak Pemotor Saat Menyeberang Jalan Bypass Tapin Kalsel Terpantau CCTV
Satu batang pohon lainnya yang berada di sisi kiri depan rumah tampak telah menggantung posisinya. Tanah di bagian bawah pohon itu telah tergerus.
"Itu longsor parah sejak sekitar setahun lebih yang lalu. Jarak tambang dengan tanah saya sekitar 15 meter, tapi longsornya pas di samping rumah saya yang lama-lama mendekati dinding rumah," kata seorang warga setempat, Syukur.
Sejak itu pula kerusakan rumahnya mulai nyata. Dinding retak di sejumlah tempat seperti di bagian dapur hingga kamar depan. Sebagian keramik lantai juga terangkat.
Sebelum itu, Syukur telah lebih awal meninggalkan rumahnya yakni sejak sekitar dua tahun lalu karena tebing tambang mulai longsor dan mengarah ke rumahnya.
Dirinya dan sang istri serta seorang anaknya pun terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya yang berjarak sekitar 50 meter.
"Takut kami menempati karena sewaktu-waktu bisa terjadi longsor," tandasnya.