Doa dan Amalan Islam
Azab Menjadi Monyet Jika Mencari Ikan Hari Sabtu, Ini Penjelasan Ustadz Buya Yahya
Larangan yang diberikan Allah SWT diistilahkan dengan Ashabus Sabt.larangan mencari ikan di hari Sabtu, ini kata Ustadz Buya Yahya.
Penulis: Nor Aina | Editor: Nia Kurniawan
TRIBUNKALTENG.COM - Kebanyakan dari setiap orang berpikir, larangan mencari ikan di hari Sabtu itu akan menjadi monyet atau babi dan umurnya tidak bertahan dari tiga hari.
Pada Alquran ada terdapat penjelasan mengenai larangan bagi kaum bani Israel untuk menangkap ikan di hari Sabtu.
Larangan yang diberikan Allah SWT diistilahkan dengan Ashabus Sabt.
Ashabus Sabt merupakan umat terdahulu yang diceritakan Allah di dalam Alquran.
Baca juga: Keutamaan Salat Subuh Berjamaah, Ustadz Buya Yahya: Ada Peluang Raih Pahala Haji
Baca juga: Kapan Datangnya Lailatul Qadar saat Ramadhan Seolah-olah Disembunyikan, Begini Penjelasan Buya Yahya
Mereka dinamakan Ashabus Sabti karena melanggar larangan hari Sabtu yang diberikan Allah kepada mereka.
Sebuah ketetapan dari Allah yang dilanggar oleh mereka dan membuat murka Allah hingga akhirnya berujung kutukan.
Kisah Ashabus Sabti dalam Al-Quran terdapat dalam Surat Al-A’raf ayat 163, berbunyi:
وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِۘ اِذْ يَعْدُوْنَ فِى السَّبْتِ اِذْ تَأْتِيْهِمْ حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَّيَوْمَ لَا يَسْبِتُوْنَۙ لَا تَأْتِيْهِمْ ۛ كَذٰلِكَ ۛنَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
Artinya: "Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, yaitu ketika datang kepada mereka ikan-ikan yang berada di sekitar mereka terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik." (QS Al 'Araf ayat 163)
Berikut asbabun nuzul Surat Al-A’raf ayat 163 tersebut:
Ibnu Katsir menyatakan, ayat tersebut ditujukan kepada kaum Yahudi atau bani Israel yang tidak mau beriman kepada Rasulullah.
Dalam ayat tersebut Allah meminta Rasulullah untuk menanyakan kepada kaum Yahudi perihal leluhurnya yang diazab-Nya karena tidak melanggar aturan.
Cara beribadah umat terdahulu berbeda dengan umat yang sekarang.
Perbedaan ini meliputi tata cara, dan waktu pelaksanaan.
Zaman Ashabus Sabti, ketetapan ibadah yang diberikan Allah adalah satu minggu sekali yaitu pada hari Sabtu.
Pengkhususan hari Sabtu untuk beribadah kepada Allah ini mempunyai implikasi terhadap larangan Allah kepada mereka, yang mencari ikan sebagaimana termaktub dalam Surat Al-A’raf ayat 163 di atas.
Sebuah kontrak ibadah yang ditentukan Allah dan disepakati oleh Ashabus Sabti yaitu kaum bani Israel.
Allah berfirman dalam QS Al 'Araf ayat 164,berbunyi:
وَاِذۡ قَالَتۡ اُمَّةٌ مِّنۡهُمۡ لِمَ تَعِظُوۡنَ قَوۡمَاْ ۙ اۨللّٰهُ مُهۡلِكُهُمۡ اَوۡ مُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا شَدِيۡدًا ؕ قَالُوۡا مَعۡذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَّقُوۡنَ
Wa iz qoolat ummatum minhum lima ta'izuuna qaw manil laahu muhlikuhum aw mu'azzibuhum 'azaaban shadiidan qooluu ma'ziratan ilaa Rabbikum wa la'allahum tattaquun
Artinya: "Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata, "Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa." (QS Al 'Araf ayat 164)
Ayat ini mengenai sekelompok kaum bani Israel yang acuh, dan kaum Ashabus Sabti yang mengingatkan akan pelanggaran teman-temannya.
Dari ayat ini juga dapat diketahui bahwa dalam menyikapi perintah dan larangan Allah mereka terbagi kepada tiga kelompok, yaitu:
1. Kelompok yang mengabaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya pada hari Sabat.
2. Kelompok yang memberi nasihat pada kelompok yang mengabaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.
3. Kelompok yang membantah tindakan kelompok yang memberi nasihat itu.
Seperti yang diceritakan dalam Surat Al-A’raf ayat 164, bahwa golongan ketiga tersebut bertanya kepada golongan kedua, “Mengapa kamu menasihati orang-orang yang akan dibinasakan oleh Allah atau disiksa berat?”.
Namun, golongan kedua menjawab “Kami lakukan itu sebagai usaha permohonan ampun kepada Tuhanmu dengan harapan mereka kembali bertaqwa.”
Balasan Allah pun akhirnya datang. Sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Surat Al-A’raf ayat 165, berbunyi:
فَلَمَّا نَسُوۡا مَا ذُكِّرُوۡا بِهٖۤ اَنۡجَيۡنَا الَّذِيۡنَ يَنۡهَوۡنَ عَنِ السُّوۡۤءِ وَاَخَذۡنَا الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا بِعَذَابٍۭ بَــِٕيۡسٍۭ بِمَا كَانُوۡا يَفۡسُقُوۡنَ
Falammaa nasuu maa zukkiruu bihii anjainal laziina yanhawna 'anis suuu'i wa akhaznal laziina zalamuu bi'azaabim ba'iiim bimaa kaanuuyafsuquun
Artinya: "Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik."(QS Al 'Araf ayat 165).
Allah menyelamatkan kelompok yang mencegah pelanggaran tersebut dan menyiksa mereka yang melakukan pelanggaran.
Merujuk keterangan Ibnu Katsir, kelompok terakhir yang mengacuhkan pelanggaran tersebut tidak dijelaskan Allah mengenai balasan untuk mereka.
Mereka kaum bani Israel, ditetapkan Allah SWT untuk beribadah di hari Sabtu dan tidak mencari ikan di hari tersebut.
Menurut penuturan Ibnu Katsir, pada mulanya mereka mentaati aturan tersebut.
Namun, untuk waktu-waktu selanjutnya mereka mulai tergoda dengan ujian yang Allah berikan.
Sebab ikan yang muncul di hari Sabtu sangat banyak, mereka memasang jala di hari Jumat dan mengambilnya di hari Minggu.
Sedangkan hari Sabtu mereka tetap beribadah. Jelas saja, ikan yang mereka dapatkan sangat banyak.
Namun, mereka tidak sadar bahwa perbuatan mereka tersebut mempermainkan Allah SWT.
Meskipun mereka tidak mencari ikan di hari Sabtu dan tetap beribadah, tetap saja perbuatan mereka melanggar aturan dan membuat siasat tipu daya terhadap Allah.
Dari hal di atas tersebut, makna dari semua itu, Allah akan menyelamatkan orang-orang yang taat kepada-Nya, dan hanya mengazab orang-orang yang fasik dan durhaka.
Allah menerangkan bahwa Bani Israil itu diazab bukanlah semata-mata karena kefasikan mereka yang melanggar ketentuan-ketentuan Allah pada hari Sabtu, namun perbuatan-perbuatan fasik yang selalu mereka kerjakan.
Ia mengazab orang-orang yang durhaka secara langsung di dunia, karena perbuatan dosa yang telah mereka lakukan.
Lalu benarkah larangan tersebut untuk umat Islam Nabi Muhammad SAW?
Bagaimana pendapat dari tokoh agama?
Buya Yahya mengatakan, itu hanya kisah dalam Al Qur'an, menceritakan tentang bani Israel atau kaum Yahudi.
Kisah tersebut tidak berlaku bagi umat Nabi Muhammad SWT.
Allah SWT memerintahkan kepada kaum bani Israel untuk tidak menangkap ikan di hari Sabtu.
Namun mereka melanggar aturan yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT.
Maka dari itu, mereka mendapatkan adzab yang sudah ditetapkan Allah SWT.
"Allah telah memerintahkan untuk tidak menangkap ikan di hari Sabtu, namun mereka tetap menangkapnya, dan akhirnya mereka menjadi monyet atau kera yang rendah, itu berlaku untuk bani Israel yang melanggar, bahkan tidak benar dalam Islam," ucap Ustadz Buya Yahya, dikutip Tribunkalteng.com, melalui kanal YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (16/10/2021).
Buya menambahkan, tidak berlaku kepada umat Nabi Muhammad SAW, bahkan orang yang menjadi monyet di zaman dulu beberapa hari ia sudah meninggal.
Hal tersebut diperjelas Buya Yahya, itu hanya berlaku kepada bani Israel karena melanggar aturan Allah SWT.
Sementara itu, sekarang tidak ada larangan apupun bagi kita, bebas mau menangkap ikan hari apa saja, dan tidak akan menjadi monyet.
"Jadi tidak benar jika menangkap ikan di hari sabtu akan menjadi monyet," tandasnya.
Azab yang dimaksud telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu yang mengingkari seruan Nabi-nabi yang diutus kepada mereka.(*)