Doa dan Amalan
Muharram Berakhir Berganti Safar 1443, Simak Mitos Bulan Safar dan Amalan Terhindar dari Masalah
Hari ini bulan Muharram berakhir dan berganti ke Bulan Safar 1443 H, perbanyak amalan ini guna terhindar dari masalah
TRIBUNKALTENG.COM - Hari ini bulan Muharram berakhir dan berganti ke Bulan Safar 1443 H, perbanyak amalan ini guna terhindar dari masalah.
Muharram berakhir, berdasar kalender hijriah, 1 Safar 1443 H bertepatan hari ini 8 September 2021.
Berdasarkan penanggalan Islam, setelah Muharram adalah bulan Safar 1443 H.
Bagi sebagian sobat muslim, ada mitos bahwa Safar adalah bulan sial.
Bulan Safar biasanya diidentikkan dengan kesialan.
Baca juga: Kuku Panjang Tidak Boleh Melebihi 40 Hari, Simak Doa, Adab, Mitos dan Hari Baik Potong Kuku
Baca juga: Cara Sehat, 10 Mitos Tentang Diabetes yang Perlu Diketahui Agar Tidak Berdampak Fatal
Baca juga: Bacaan Surah Nuh Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan, Amalan Meninggal Husnul Khotimah
Bulan Safar kerap diyakini penuh bencana, musibah, kenahasan, dan sebagainya.
Mereka misalnya tidak berani melaksanakan akab perkawinan maupun hajatan lain kala memasuki bulan Safar.
Padahal sudah ditegaskan Rasulullah SAW tak pernah mengatakan kalau bulan Safar merupakan bulan sial.
Walau begitu, tak ada salahnya kita sebagai umat Islam selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT terhadap segala macam musibah.
Sebab, musibah bisa terjadi kapan saja, tak hanya di bulan Safar.
Menghadapi kesulitan seperti ini, Islam mengajarkan kita untuk banyak berzikir istigfar agar terhindari dari masalah.
Jika sedang mengalami musibah, zikir istigfar ini bisa juga untuk menyudahi kesusahan tersebut.
Istighfar hanya terdiri dari satu kalimat, namun mampu mendatangkan beribu solusi.
Diriwayatkan dari Al Hasan bahwa suatu ketika datang kepadanya seseorang yang mengadu akan kefakiran yang dialaminya.
Kondisi ekonominya begitu terpuruk.
Kebutuhan keluarga yang ia tanggung tak dapat dicukupi.
Ada lagi seorang yang lain mengadu kepadanya untuk meminta solusi terhadap masalah yang ia alami.
Orang itu bisa dikatakan mandul.
Telah lama ia menginginkan seorang buah hati, namun tak juga dikaruniai.
Tapi ia tak mau putus asa.
Maka datanglah ia ke Al Hasan sebagai bentuk ikhtiarnya. Al Hasan juga didatangi oleh seorang petani.
Ia begitu gamang terhadap bumi yang ia tanami.
Bagaimana tidak, setelah sekian tahun mengolah tanah, tak sekali pun ia menuai hasil yang melimpah.
Malah yang terjadi adalah kerusakan tanaman akibat kekeringan dan tanah yang tandus.
Semua itu dijawab oleh Al Hasan hanya dengan satu kalimat, yaitu:
اِسْتَغْفِرِ اللهَ
"Bacalah istighfar, mintalah ampunan kepada Allah."
Betapa mengherankan Al Hasan ini. Di antara sekian banyak masalah yang dia adukan kepadanya hanya satu solusi yang ia berikan kepada orang-orang tersebut.
Maka Rabi' bin Shahib pun memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Al Hasan, banyak orang yang mendatangimu dengan mengadukan berbagai hal dan meminta (pertolongan) bermacam-macam kepadamu, tapi mengapa hanya istighfar yang kau jadikan sebagai solusi jalan keluar?"

Al Hasan pun terdiam, kemudian ia hanya membacakan beberapa ayat dari Surat Nuh sebagai berikut:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَّيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) مَا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ اللهَ وَقَارًا (13)
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"
Demikianlah manfaat dahsyat dari istigfar..
Istigfar selain mampu mendatangkan ampunan dari Allah juga bisa menghilangkan berbagai permasalahan hidup kita, termasuk kekeringan akibat kebakaran lahan, gempa, tsunami, kabut asap dan berbagai kemalangan lainnya.
Oleh sebab itu, perbanyaklah mengucapkan istigfar.
Tak hanya di bulan Safar tetapi juga di bulan-bulan lainnya. (*)