Berita Palangkaraya
Cegah Banjir, Dinas Lingkungan Hidup Palangkaraya Gencarkan Penggunaan Metode Biopori di Masyarakat
Kota Palangkaraya Kalteng saat musim hujan kerap dilanda banjir sehingga berbagai metode diupayakan kurangi banjir, diantaranya dengan program biopori
Penulis: Fathurahman | Editor: Syaiful Akhyar
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kota Palangkaraya Kalteng saat musim hujan kerap dilanda banjir sehingga berbagai metode diupayakan kurangi banjir, diantaranya dengan program biopori.
Biopori berbentuk lubang silendris yang dalam penggunaan metode dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air.
Kedalaman biopori mencapai 50-100 centimeter yang dibuat sebagai upaya mencegah terjadinya genangan air pada kawasan dataran rendah.
Penggunaan biopori tersebut juga bermanfaat secara arsitektur lanscap pelengkap pertamanan di berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang menerapkan konsep rumah hijau ramah lingkungan.
Baca juga: Resahkan Warga, Polisi Amankan Pemuda Stres Mengamuk Bawa Parang di Bukit Tunggal Palangkaraya
Baca juga: Pemprov Kalteng Targetkan Oktober 2021 Semua Warga Tervaksinasi Covid-19 Capai Herd Immunity
Baca juga: Covid-19 di Kalteng, Pemprov Kalteng Tampung Pasien Covid-19 Isoman di Asrama Haji Palangkaraya
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangkaraya, Achmad Zaini, Minggu (15/8/2021) mengungkapkan,
pihaknya mulai terapkan metode biopori di beberapa tempat untuk cegah terjadinya genangan saat hujan lebat.
“Metode ini diperkenalkan, sebagai salah satu solusi terbaru menanggulangi bencana alam. Karena manfaat biopori secara ekologi dan lingkungan mampu memperluas bidang penyerapan air sebagai penanganan limbah organik dan meningkatkan kesehatan tanah," ujarnya.
Dijelaskan dia, metode biopori sudah diterapkan di beberapa lokasi kawasan rentan genangan air di Kota Palangkaraya. Seperti di Jalan Perdana, Simpei Karuhei dan Jalan Bondol.
"Dengan inovasi ini diharapkan Palangkaraya menjadi kota yang maju dengan tetap prioritakan kearifan lokal," pungkasnya. (*)