Doa dan Amalan

Apa Itu Dzikir Utama? Paling Disukai Allah SWT, Amalan Pengantar ke Pintu Surga

Apa itu dzikir utama? Paling disukai Allah SWT, amalan pengantar ke pintu surga

Editor: Dwi Sudarlan
gulalives.co
Ilustrasi, apa itu dzikir utama? Paling disukai Allah SWT, amalan pengantar ke pintu surga 

TRIBUNKALTENG.COM - Apa itu dzikir utama? Paling disukai Allah SWT, amalan pengantar ke pintu surga. 

Dzikir merupakan salah satu kunci ketenangan dan kebahagiaan hidup tak hanya di dunia, namun juga di akhirat kelak.

Ada begitu banyak kalimat dzikir yang disunnahkan.

Namun, ada dzikir yang paling utama dan disukai Allah SWT.

Baca juga: Buka Pintu Rezeki Hari Ini, Amalkan Dzikir Pagi dan Kumpulan Doa Mustajab Setelah Sholat Subuh

Baca juga: Bingung Ambil Putusan? Simak Tata Cara, Niat dan Doa Sholat Istikharah, Amalan Tentukan Pilihan

Baca juga: Puasa Senin Kamis Pertama Muharram 1443 H, Lupa Baca Niat Puasa? Begini Penjelasan Ulama

Apa itu? Yakni, dzikir laa ilaha illallah.

Seperti yang tercantum dalam hadits berikut ini:

وَعَنْ جَابِرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، يَقُوْلُ : (( أَفْضَلُ الذِّكْرِ : لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ )) . رَوَاهُ التِّرْمِذِي ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ ))

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah laa ilaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah).” (HR. Tirmidzi, ia menyatakan bahwa hadits ini hasan) [HR. Tirmidzi, no. 3383. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan].

Faedah Hadits: Sebaik-baik dzikir adalah kalimat tauhid, laa ilaha illallah. Di dalam kalimat tauhid tersebut terdapat kandungan makna dzikir lainnya seperti makna tasbih, tahmid, takbir, dan bentuk pengagungan terhadap Allah.

Dzikir juga merupakan sebuah aktivitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah.

Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan dzikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam Al Quran.

Bacaan dzikir yang paling utama adalah kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", sedangkan doa yang paling utama adalah "Alhamdulillah".

Seseorang yang melakukan dzikir disebut dzaakir.

Keutamaan Dzikir Laa Ilaha Illallah

1. Bebas dari neraka

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, suatu saat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendengar muadzin mengumandangkan azan lantas sampai pada ucapan ‘asyhadu alla ilaha illallah’.

Lalu beliau mengatakan,

خَرَجْتَ مِنَ النَّارِ

“Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim, no. 382)

2. Mudah masuk surga

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

“Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud, no. 3116 dan Ahmad, 5:247. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan; Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih, namun sanad hadits ini hasan).

3. Masuk surga lewat pintu mana saja

Dari ’Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ’anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

“Barangsiapa mengucapkan ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim, no. 28)

Laa Ilaha Illallah Tidak Hanya Sebatas di Lisan

Dari ‘Itban bin Malik bin ‘Amr bin Al-‘Ajlan Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah.” (HR. Bukhari, no. 425 dan Muslim, no. 33).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim Al-Hambali rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan hakikat makna laa ilaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkan kalimat tersebut dengan mengharap wajah Allah, maka ia harus mengamalkan konsekuensi kalimat tersebut yaitu mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. Balasannya bisa diperoleh jika terpenuhinya syarat dan terlepasnya halangan.” (Hasyiyah Kitab At-Tauhid, hlm. 28). (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved