Tadarus Al Quran
Tadarus Al Quran: Surah Al Infitar, Ganjaran Mengerikan untuk Para Pendusta dan Orang Durhaka
Tadarus Al Quran kali ini mengkaji Surah Al Infitar yang menyebut ganjaran mengerikan untuk para pendusta dan orang durhaka
TRIBUNKALTENG.COM - Pagi ini kita kembali tadarus Al Quran dengan mengkaji Surah Al Infitar yang menyebutkan ganjaran mengerikan untuk para pendusta dan orang durhaka.
Surah Al Infitar merupakan surah ke-82 yang diturunkan setelah Surat An Naziat.
Mengutip dari Buku Juz Amma, Surah Al Infitar tergolong sebagai surah makkiyah karena diturunkan di Mekkah.
Jumlah ayatnya sebanyak 19.
Dalam Alquran, Surah Al Infitar menempati juz 30 tepatnya setelah Surah At Takwir.
Baca juga: Tadarus Al Quran: Surah Abasa, Pembuktian Bahwa Al Quran Bukan Karangan Nabi Muhammad SAW
Baca juga: Tadarus Al Quran: Amalan Surah Al Balad Menjauhkan Diri dari Murka Allah SWT
Baca juga: Tadarus Al Quran: Surah Al Jinn, Ketika Makhluk Halus pun Mengakui Kebesaran Allah SWT
Nama Al Infitar diambil dari akhir bacaan ayat pertama dengan lafaz Fatharat.
Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, Al Infitar atau Fatharat bermakna pecah.
Dari terjemahannya, Surah Al Infitar berisi tentang manusia yang mendustakan perintah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Akibat perbuatan itu, di hari kiamat nanti manusia akan menerima ganjaran mengerikan.
Yakni panasnya api neraka bagi golongan durhaka atau pendusta.
Sementara tempat kemakmuran berupa surga akan diterima manusia yang berbakti atas ajaran serta perintah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Berikut bacaan Surah Al Infitar lengkap Arab latin dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
إِذَا السَّمَآءُ انْفَطَرَتْ
Idzassamaa ung fathorot.
"Apabila langit terbelah."
وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ
Wa idzal kawaakibung tastarot.
"Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan."
وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
Wa idzal bihaaru fujjirot.
"Dan apabila lautan dijadikan meluap."
وَإِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْ
Wa idzal qubuuru bu' tsirot.
"Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar."
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ
'Alimat nafsum maa qoddamat wa akhkhorot.
"Maka setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan-Nya."
يٰٓأَيُّهَا الْإِنْسٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِ
Yaa ayyuhal ingsaanu maa ghorroka birobbikal kariim.
"Wahai manusia! Apakah yang telah memerdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pengasih."
الَّذِى خَلَقَكَ فَسَوّٰىكَ فَعَدَلَكَ
Alladzii kholaqoka fasawwaaka fa 'adalak.
"Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang."
فِيْٓ اَيِّ صُوْرَةٍ مَّا شَاۤءَ رَكَّبَكَ
Fii ayyi shuurotim maasyaa a rokkabak.
"Dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu."
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُوْنَ بِالدِّيْنِ
Kallaa bal tukadzdzibuuna biddiin.
"Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan."
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَ
Wa inna 'alaikum lahaafidziin.
"Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)."
كِرَامًا كٰتِبِيْنَ
Kiroomang kaatibiin.
"Yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu)."
يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ
Ya’ lamuuna maa taf 'aluun.
"Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيْمٍ
Innal abrooro lafii na 'iim.
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan."
وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِى جَحِيْمٍ
Wa innal fujjaro lafii jahiim.
"Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka."
يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّيْنِ
Yashlaunahaa yaumaddiin.
"Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan."
وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَآئِبِيْنَ
Wamaahum 'anhaa bighoo ibiin
"Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu."
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِ
Wamaa adrooka maa yaumuddiin.
"Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?"
ثُمَّ مَآ اَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِ
Tsumma maa adrooka maa yaumuddiin.
"Sekali lagi, tahukan kamu apakah hari pembalasan itu?"
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا ۖ وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِّلّٰهِ
Yauma laa tamliku nafsul linafsing syai aa, wal amru yauma idzil lillaah.
"Yaitu pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah." (*)