Bagaimana Sejarah Mudik Lebaran? Banyak Kisah Menarik Sejak Kerajaan Majapahit dan Mataram
Ini sejarah mudik Lebaran yang menjadi tradisi turun temurun di Indonesia, karena sudah terjadi sejak masa Kerajaan Majapahit dan Mataram
TRIBUNKALTENG.COM - Ternyata banyak kisah menarik di balik sejarah mudik Lebaran yang menjadi tradisi turun temurun di Indonesia, karena sudah terjadi sejak masa Kerajaan Majapahit dan Mataram.
Mudik adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim yang merayakan lebaran atau Idul Fitri.
Setelah berpuasa selama 30 hari dalam sebulan, umat Islam merayakan hari kemenangan, Idul Fitri.
Salah satu cara merayakan hari kemenangan itu dengan mudik ke kampung halaman untuk bertemu sanak keluarga.
Saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan.
Baca juga: Cuti Bersama 2021 Dipangkas Tinggal 2 Hari, Simak Daftar Tanggal Cuti Bersama dan Libur Lebaran 2021
Baca juga: Penyekatan Mudik Lebaran, Penjagaan Pos Perbatasan Antar Kabupaten dan Kota di Kalteng Dimulai 7 Mei
Baca juga: Hari Ini Malam Ganjil, Malam 23 Ramadhan 1442 H, Ini Amalan untuk Menjemput Datangnya Lailatul Qadar
Ternyata tradisi mudik ini telah ada sejak zaman dulu, bahkan sudah ada saat zaman Majapahit dan Mataram Islam.
"Awalnya, mudik tidak diketahui kapan mula terjadinya. Tetapi ada yang menyebutkan sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam, " ujar Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno kepada Kompas.com,
"Selain berawal dari Majapahit, mudik juga dilakukan oleh pejabat dari Mataram Islam yang berjaga di daerah kekuasaan.
Terutama mereka balik menghadap Raja pada Idul Fitri," ujarnya menambahkan.
Istilah mudik mulai tren pada tahun 1970-an.
Mudik adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya.
"Mudik menurut orang Jawa itu kan dari kata Mulih Disik yang bisa diartikan pulang dulu. Hanya sebentar untuk melihat keluarga setelah mereka menggelandang (merantau)," tutur Silverio.
Selain itu, ternyata masyarakat Betawi memiliki makna berbeda dengan Jawa.
Mereka mengartikan mudik sebagai "kembali ke udik".
Dalam bahasa Betawi, kampung itu berarti udik.
Saat orang Jawa hendak pulang ke kampung halaman, orang Betawi menyebut "mereka akan kembali ke udik".
Akhirnya, secara bahasa mengalami penyederhanaan kata dari "udik" menjadi "mudik".
Selain untuk mengunjungi sanak keluarga di kampung halaman, mudik juga bertujuan untuk ziarah ke makam sanak keluarganya.
Lalu, bagaimana dengan "lebaran"?
Baca juga: Semangat Guru Honorer: Meski Hamil dan Terancam Diterkam Buaya, Tetap Mengajar di Dalam Perahu
Baca juga: Sesuai Al Quran, Anda Akan Merasakan Tanda-tanda Ini Bila Mendapatkan Lailatul Qadar
Artikel MA Salamun pada tahun 1954 mengatakan, lebaran dianggap sebagai penanda usainya waktu berpuasa.
Masyarakat Betawi memaknai 'lebar' yang berarti luas. Ini bisa diartikan sebagai sebuah keleluasaan atau kelegaan hati setelah sebulan berpuasa.
“Lebaran adalah metafora bagi orang saling mengikhkaskan, berlapang dada. Sekaligus metonimi bagi yang merayakan Idul Fitri dengan perasaan yang plong,” ujar Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si selaku guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia.
Senada dengan pernyataan itu, Ahli Bahasa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Zamzani mengatakan, "lebaran" berasal dari bahasa Jawa yakni lebar yang berarti selesai atau usai.
"Lebaran dapat berarti salah satunya melakukan/ merayakan sesuatu saat sudah lebar,” ujar Zamzani.
Sehingga makna mudik dan lebaran sudah disepakati secara umum dalam tatanan bahasa Indonesia.
Mudik berarti pulang ke kampung halaman dan lebaran berarti Hari Raya Idul Fitri.
Namun ternyata terdapat perbedaan antara mudik zaman dahulu dengan masa kini.
Perbedaan tersebut terletak pada niat dan tujuan si pemudik yang pulang dari perantauan.
Jika dahulu orang merantau dengan jelas dan murni hanya untuk mengunjungi sanak keluarga setelah lama tinggal di perantauan.
Saat ini orang yang melaksanakan mudik biasanya ingin menunjukkan eksistensi atau sesuatu yang membanggakan diri serta keluarganya. (*)
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sejarah Dan Asal Usul Mudik Lebaran Idul Fitri Ternyata Sudah Ada Sejak Kerajaan Majapahit & Mataram