Kisah Inspiratif
Semangat Guru Honorer: Meski Hamil dan Terancam Diterkam Buaya, Tetap Mengajar di Dalam Perahu
Kisah inspiratif dari guru honorer yang sedang hamil mengajar di dalam perahu dengan ancaman diterkam buaya
TRIBUNKALTENG.COM, SUKABUMI - Kisah inspiratif yang dijalani guru honorer yang sedang hamil dan mengajar di dalam perahu dengan ancaman diterkam buaya ini layak dijadikan motivasi semangat dalam hidup.
Seorang perempuan guru honorer di Sukabumi, hampir setiap hari semengat bekerja mengajar siswa-siswinya di dalam perahu.
Bahkan, bahaya selalu mengamcam lantaran aktivitas mengajar di dalam perahu itu dilakukan di muara sungai yang masih banyak buayanya.
Ini yang dialami Siti Saroyah S.Pd, seorang guru di SMP 4 Cibitung, Dusun Ciloma, Desa/Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
Baca juga: Guru Susan Lumpuh Setelah Divaksin Covid-19, Darah Keluar Banyak, Dinkes Sukabumi Bilang Begini
Baca juga: Wanita Ini Tewas Overdosis Minum 15 Sachet Obat Batuk dan 1,5 Liter Miras, Semula Diduga Dibunuh
Baca juga: Viral di Medsos, Jemaah Diusir dari Masjid karena Mengenakan Masker Saat Hendak Sholat
Dia harus memutar otak saat pembelajaran online, karena anak didiknya banyak yang tidak mempunyai HP dan susah sinyal.
Kendati demikian ia memilih belajar luring (luar jaringan) dengan mendatangi siswa.
Saat luring, ia harus menghadapi berbagai kesulitan, salah satunya dari akses menuju sekolah atau ke tempat luring.
"Untuk kesulitan akses ke Ciloma emang kesulitannya di transportasi, ketika jalan darat emang ada jalan darat tapi harus melewati hutan, jalan air kalau posisinya air naik gak bisa berangkat juga."
"Terus kemarin kendala gara-gara corona, pembelajaran tidak efektif apalagi kan ditutup, jadi hanya dua sampai 3 hari dalam seminggu, terus untuk semester dua sekarang juga sama, jadi kita harus ngasih soal ke tiap siswa," ujarnya via telepon pada TribunJabar.id, Minggu (2/5/2021).
Karena kesulitan sinyal, ia bersama muridnya terpaksa belajar di atas perahu di muara Cikaso karena tak ada pilihan tempat lain.
Saat belajar di atas perahu di muara Cikaso, ia dan muridnya dibayang-bayangi dengan sergapan buaya muara.
Karena buaya itu kerap muncul ke permukaan air dan sering kali jadi 'penonton'.
"Jadi kesusahannya sinyal, kalau khawatir (sergapan buaya) pasti ada karena tidak ada cara lain harus gimana, jadi kita kalau misalkan kemarin di sekolah gak bisa, jadi inisiatifnya itu di perahu."
"Kemarin kan kita pas belajar di atas perahu itu di Cikaso, kalau di Cikaso terlalu deket dengan jalan kemarin itu kan, takutnya tidak di perbolehkan juga. Jadi kemarin kita di atas perahu terus di pinggir sungai di bawah pohon," kata Siti Saroyah.
Belajar di dalam perahu dipilih karena muridnya tak hanya berasal dari wilayah Cibitung, ada juga dari Kecamatan Tegalbuleud, sehingga tempat itu dipilihnya karena berada di tengah-tengah.