Ramadhan 20021

TAUSIAH RAMADAHAN 2021: Nafsu dan Tubuh Itu Laksana Kendaraan Bagi Ruh

“Apakah kalian senang dengan kedatangan Ramadhan?” tanya Emha Ainun Nadjib kepada jemaahnya.

Editor: Dwi Sudarlan
Banjarmasin Post Group
Rektor UIN Banjarmasin, Mujiburrahman 

Dalam pandangan filsafat Islam dan tasawuf, struktur eksistensi manusia itu adalah ruh, jiwa/nafsu dan tubuh.

Nafsu berada di posisi tengah, antara jasmani dan ruhani.

Nafsu perut (makan dan minum), dan nafsu kemaluan (seksual), berfungsi agar tubuh manusia tumbuh dan bertahan.

Namun, jika ruh tidak mengendalikan nafsu, maka ia akan serakah dan melampaui batas.

Kaum Sufi menggambarkan nafsu dan tubuh itu laksana kendaraan bagi ruh.

Jika kita mau bepergian jauh, maka kita harus menggunakan kendaraan yang tepat.

Jika naik kuda, maka kudanya harus sehat dan tangkas.

Jika naik kendaraan bermotor, maka mesinnya harus bagus, dan bahan bakarnya terisi.

Namun, kadang karena terpesona dengan keindahannya, orang malah menjadikan kendaraan itu sebagai tujuan, bukan alat.

Baca juga: TADARUS RAMADHAN: Al Kautsar, Surah Terpendek Keutamaan Besar, Atasi Rasa Takut dan Lunakkan Hati

Baca juga: TADARUS RAMADHAN 2021: Surah At Tariq, Menghalangi Ancaman Musuh

Yang punya kuda, sibuk memberi makan kuda, membersihkan tubuhnya dan mengelusnya.

Yang punya kendaraan bermotor sibuk membuat aksesori dan melapnya hingga mengkilat. Ia lupa memakai kuda atau kendaraan itu untuk pergi menuju tujuan.

Puasa adalah upaya menyadarkan diri kita bahwa tubuh adalah kendaraan, alat, bukan tujuan, yang harus dijaga dan dirawat sekaligus dikendalikan.

Puasa sama sekali bukan untuk menyiksa apalagi mematikan tubuh.

Itu sebabnya, sebelum puasa, kita bersahur terlebih dahulu agar di siang hari tidak terlalu lemas.

Ketika waktu berbuka tiba, kita dianjurkan untuk menyegerakannya, bukan menunda-nundanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved