Kabar Kalimantan

Mayat Tanpa Kepala Itu Balita yang Hilang dari PAUD November Lalu? Orangtua Yakini Hal Ini

Mayat tanpa Kepala Itu Balita yang Hilang dari PAUD November Lalu? Orangtua Yakin Hal Ini

Editor: Mustain Khaitami
HO/Dokumentasi keluarga-Tribunkaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo
Dari kiri ke kanan: lokasi temuan mayat bayi tanpa kepala, ibu dan keluarga balita Yusuf berada di RS AW Sjahrani, foto balita Yusuf semasa hidup. 

"Istri saya hafal pakaian yang dipakai anak saya. Ia, dia anak kami," ucap Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019).

Keyakinan jasad balita tanpa kepala itu adalah Yusuf didasari dari bentuk tubuh, serta pakaian yang ditemukan bersama jasad.

Terakhir kali Yusuf menghilang dengan menggunakan kaos berwarna merah bergambar tugu monas, sama dengan kaos yang ditemukan dengan jasad balita tersebut.

Bambang Sulistyo mengaku sudah melapor kepada polisi. 

"Sudah lapor polisi agar besok bisa dibawa pulang, sekarang ini masih di rumah sakit jasadnya," tuturnya Bambang.

Sementara itu, kendati orangtua Yusuf berani memastikan mayat balita tanpa kepala itu anaknya, namun hingga saat ini Kepolisian belum dapat memastikan apakah jasad tersebut memang Yusuf atau bukan.

"Dari bukti pakaian memang agak identik , tapi kami belum berani mengatakan itu ada Yusuf, kami masih menunggu hasil forensik," ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman singkat.

Analisa Basarnas

Unit Siaga SAR Samarinda atau Basarnas Kalimantan Timur angkat suara mengenai penemuan jasad balita tanpa kepala di sungai sekitar Jalan P Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019) pagi tadi.

Sesuai dengan kasus yang pernah ditangani SAR mengenai pencarian korban hilang diperairan.

Organ tubuh korban besar kemungkinan tidak akan terlepas dari tubuh jika hanya terendam air.

"Walaupun sudah berhari-hari di air, tetap saja bagian tubuh tidak akan terlepas.

Biasanya memang akan terjadi kerusakan di kulit maupun bagian yang mudah rusak, tapi kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Minggu (8/122/2019).

Kendati demikian, organ tubuh bisa saja lepas dari tubuh saat berada di air, namun karena ada faktor lain, seperti karena diserang hewan buas, tindakan kriminalitas, serta karena salah satu organ tubuh tersangkut ketika arus air sangat deras.

"Kalau tidak karena faktor-faktor tersebut, bagian tubuh harusnya tetap utuh dan terhubung dengan kerangka," tegasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved