Kabar Kalimantan

Meninggal Dunia Dalam Shalat Berjamaah, Pria di Pontianak Ini Oleng pada Rakaat Pertama

Hidayat memang meninggal dunia saat tengah melaksanakan salat Subuh berjamaah di masjid Masjid Nurul Jannah, Sabtu (5/10/2019).

Editor: Mustain Khaitami
Istimewa
Warga Villa Arthaland, Jalan Husein Hamzah, Pal Lima, Kota Pontianak, Hidayat (44) meninggal dunia saat Sholat Subuh, Sabtu (5/10/2019). 

TRIBUNKALTENG.COM - Duka mendalam tak dapat disembunyikan pada wajah Tri Wanti (42)ketika mengetahui suaminya, Hidayat (44), meninggal dunia secara mendadak.

Namun ada kelegaan di hati bekerja di Departemen Agama Kota Pontianak itu. Sang suami, pergi dengan husnul khotimah.

Hidayat memang meninggal dunia saat tengah melaksanakan salat Subuh berjamaah di masjid Masjid Nurul Jannah, Sabtu (5/10/2019).

Tubuhnya, seketika limbung saat memasuki rakaat pertama.

Masjid Nurul Jannah cukup jauh dar kediaman Hidayat di Villa Arthaland, Jalan Husein Hamzah, Pal Lima, Kota Pontianak.

Dirgahayu TNI, Besar Bersama Rakyat: Ini Kumpulan Ucapan Selamat HUT ke-74 TNI 2019

Bocah 12 Tahun yang Dikurung di Kandang Ayam Tanpa Busana, Ini Alasan Orang Tua

Kaget Tonton Video Suaminya Selingkuh dengan Sekdes, Istri Kepala Desa Lapor Polisi

Meski begitu, Hidayat setiap subuh menyempatkan waktu untuk bisa melaksanakan salat berjamaah di masjid tersebut.

Berdasarkan informasi yang Tribun himpun, Hidayat bersama jemaah lain sedang menunaikan Salat Subuh.

Namun saat berdiri di rakaat pertama, Hidayat terlihat oleng. Jemaah lain yang mengetahui hal itu kemudian membopong dan membaringkannya.

Sementara jamaah yang membantu itu melanjutkan salatnya.

Selesai melaksanakan Salat, jemaah berencana mengantar pulang jasad Hidayat yang meninggal dunia saat salat berjamaah di masjid itu.

Tapi, jemaah kesulitan mengetahui identitas almarhum karena  saat itu tidak menemukan identitas di tubuhnya, hanya kunci motor yang dibawa.

Jemaah kemudian memeriksa surat kendaraan atas nama istri Hidayat dan membawa Hidayat ke Rumah Sakit Kota dan menyebarkan informasi melalui Facebook.

Belakangan diketahui pria yang meninggal saat salat itu bernama Hidayat (44) merupakan warga villa Arthaland blok D nomor empat Jalan Husein Hamzah, Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak.

Hidayat meninggalkan satu istri bernama Tri Wanti (42) bekerja di Departemen Agama Kota Pontianak dan tiga orang anak bernama Zahwa (11), Fauzan (9) dan Wildan(2).

Keluarga Hidayat mengetahui informasi kematiannya dari pengurus masjid yang datang kerumah melihat dari alamat STNK yang ada dimotor.

Anak perempuan Hidayat mengatakan ayahnya biasa melaksanakan sholat di masjid yang jaraknya cukup jauh dari rumah karena tidak ada masjid di dekat rumah.

Keluarga mengatakan tidak memiliki firasat kematian Hidayat tapi Zahwa mengungkapkan sang ayah berpesan sebelum berangkat salat.

"Dak ade sih firasat, cuma ayah bilang suruh jaga bunda sama adek-adek. Ayah dak bakal balek lagi," ungkap Zahwa.

Istri Hidayat terlihat setia mendampingi jenazah yang di baringkan diruang tamu sambil membacakan ayat suci.

Terlihat sesekali istri Hidayat menyeka air matanya sambil tetap berusaha tegar dan ikhlas melihat jenazah suaminya sudah terbaring.

Anak pertama Hidayat terlihat tegar mengurusi adik-adiknya yang masih kecil dan tidak mengerti tentang kematian sang ayah.

Jenazah rencananya akan dimakamkan di pemakaman Muslim harmoni setelah kedatangan ibunda Hidayat dari Sambas. (Ni Made Gunarsih)

Jaminan Surga

Mengutip dari Muslim.or.id terdapat hadits yang menjelaskan bahwa seseorang yang berwudhu dari rumah, kemudian menuju masjid dan meninggal dalam keadaan tersebut yaitu baik dalam perjalanan ataupun telah sampai di masjid, maka Allah akan memberikan jaminan surga padanya.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda bersabda,

ﺧﺼﻼﺕ ﺳﺖ، ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻳﻤﻮﺕ ﻓﻲ ﻭاﺣﺪﺓ ﻣﻨﻬﻦ , ﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﺿﺎﻣﻨﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺪﺧﻠﻪ اﻟﺠﻨﺔ….ﻭﺭﺟﻞ ﺗﻮﺿﺄ ﻓﺄﺣﺴﻦ اﻟﻮﺿﻮء , ﺛﻢ ﺧﺮﺝ ﺇﻟﻰ ﻣﺴﺠﺪ ﻟﺼﻼة، ﻓﺈﻥ ﻣﺎﺕ ﻓﻲ ﻭﺟﻬﻪ , ﻛﺎﻥ ﺿﺎﻣﻨﺎ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ

“Enam keadaan yang mana jika seseorang meninggal pada salah satu keadaan tersebut, maka Allah Ta’ala menjamin untuk memasukkannya dalam surga,…dan diantara keadaan tersebut adalah seseorang berwudhu dengan baik sesuai sunnah kemudian keluar masjid untuk shalat dan jika dia meninggal pada keadaan tersebut maka dia mendapatkan jaminan dari Allah Ta’ala.” [HR. Thabrani, Ash-Shahihah no.3384]

Abu Hasan Ali Al-Mawardi menjelaskan bahwa ini untuk semua jenis shalat, baik yang wajib maupun sunnah dan di masjid manapun. Beliau berkata,

(ثم خرج إلى المسجد لصلاة) ؛ أي: إلى أية صلاة كانت في أي مسجد كان؛ (فإن مات في وجهه) ؛ أي: في حال خروجه لذلك؛ (كان ضامنا على الله) ؛ كرره للتأكيد أيضا

“Keluar menuju masjid untuk shalat yaitu untuk shalat apapun dan di masjid manapun. Meninggal pada arah tersebut maksudnya yaitu pada keadaan dia keluar (kemudian meninggal). Allah menjamin yaitu kata ini diulang kembali untuk penekanan lafadz.” [Faidhul qadir hal 41.]

Ini merupakan jaminan Allah kepada orang yang cinta kepada masjid. Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid untuk shalat dan melakukan aktivitas lainnya akan mendapat naungan Allah di hari kiamat.

Rasulullahu shalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia ber kata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” [HR. Bukhari & Muslim]

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved