Viral Oknum Polisi Letuskan Senjata Api ke Udara, Awalnya di Medsos Kini Diperiksa Propam Polda
Perisitwa inilah yang terjadi dalam sebuah acara adat Lampung (Begawi) yang belakangan videonya viral di media sosial.
Meski dijelaskan sebagai bagian dari prosesi Begawi, sejumlah warganet justru mempertanyakan penggunaan senjata api tersebut. Terlebih lagi, banyak anak-anak di lokasi itu.
“Apakah anggota polisi yang menembak itu ...apakah di perbolehkan ? Tanya min,” tulis akun @akhlis_rinaldi “Apa orang yang menembakan tembakan itu memang kompeten untuk memegang senpi?” tulis akun @aanindyap.
Namun, tak sedikit juga warganet yang menilai bahwa penggunaan senjata api itu adalah hal yang wajar, karena menyangkut adat istiadat setempat.
“Tolong jangan dibesar-besarkan? Ini lah akibat diplintir bahasa, tolong tanyakan sama perwatin Lampung, itu proses turun mandei!! Jadi buat kalian jangan langsung judge yang gak bener,” tulis akun @rizkisangun.
2. Tiga polisi sudah diperiksa di Bidpropam Polda Lampung
Zahwani membenarkan bahwa tiga senjata yang ditembakkan di udara dalam video itu adalah senjata dinas Polri. Ketiga oknum yang menembakkan senjata dalam video itu juga merupakan anggota kepolisian.
Menurut Zahwani, polisi dalam video tersebut sedang diperiksa oleh anggota Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Lampung.
“Ketiganya sedang dimintai keterangan oleh Bidang Propam Polda Lampung, karena senjata itu adalah senjata dinas,” kata Zahwani, Kamis (19/9/2019).
3. Acara adat berlangsung tiga hari
Zahwani mengatakan, ketiga oknum polisi ini adalah bagian dari keluarga yang melaksanakan adat begawi tersebut. Menurut Zahwani, aksi yang viral di media sosial itu terjadi pada hari ketiga begawi,
yakni pada Minggu (15/9/2019), dua hari sebelumnya memang ada acara adat di kediaman H Firdaus Amin yang berada di Jalan Abrati, Kelurahan Kotabumi Udik, Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara.
“Prosesi adat ini berlangsung selama tiga hari sejak jumat. Acara hari minggu itu adalah turun mandi, penghargaan pemberian gelar,” katanya.
4. Kehabisan mercon
Masih dikatakan Zahwani, biasanya acara turun mandi ini dimeriahkan dengan bunyi-bunyian letusan seperti mercon ataupun petasan. Namun, pada hari itu, panitia acara kehabisan petasan atau mercon.
“Tiga oknum ini bagian dari keluarga yang melangsungkan acara. Ketiganya lalu berinisiatif menggunakan senjata api untuk memeriahkan acara,” katanya.
Namun, kata Zahwani, karena menggunakan senjata api milik Polri, ketiganya harus memberikan keterangan di Bidpropam Polda Lampung.
“Tidak ada korban jiwa. Kita tunggu lebih lanjut hasil pemeriksaan Bidpropam Polda Lampung,” katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co