Tips Sehat
Awas Bahaya Ular! Ikuti 3 Langkah Cepat Jika Dipatuk Ular, Jangan Sedot Bisa Ular!
Awas Bahaya Ular! Ikuti 3 Langkah Cepat Jika Dipatuk Ular, Jangan Sedot Bisa Ular!
TRIBUNKALTENG.COM - Permasalahan gigitan ular belum lama ini menemukan sorotan dari warga sehabis peristiwa yang mengenai petugas satuan keamanan( satpam) di Gading Serpong, Tangerang, Banten.
Sebab penindakan yang salah, satpam tersebut mesti kehabisan nyawa. Tidak hanya memegang ular, satpam tersebut pula melaksanakan langkah yang salah dengan mengisap bisa ular di zona tergigit.
" Andai ular itu tidak dipegang sama satpam ia tidak hendak kegigit. Jadi yang benar merupakan jika terdapat ular perkenankan saja yang berarti tidak membuat mereka terancam serta menggigit kita."
Perihal itu diungkapkan oleh Ahli Gigitan Ular serta Toksikologi, Dokter. dokter. Tri Maharani, Meter. Sang SP. EM kala dihubungi, Minggu( 25/ 8/ 2019).
• Awas Bahaya Ular! Ikuti 3 Langkah Cepat Jika Dipatuk Ular, Jangan Sedot Bisa Ular!
" Kedua, jika tergigit( bagian yang terserang gigitan) jangan disedot, wajib terbuat tidak bergerak," sambungnya.
Maha berkata, kesalahan penindakan gigitan ular masih terjalin di banyak wilayah di Indonesia.
Nah, semacam apa tahapan penindakan gigitan ular yang pas bila peristiwa berlangsung di dekat tempat tinggal kita?
1. Imobilisasi
Tidak sedikit orang yang masih salah dalam melaksanakan penindakan gigitan ular.
Misalnya, banyak yang masih menyangka kalau mengisap darah di zona tergigit ular merupakan metode menghasilkan bisanya.
Sementara itu, Kepala IGD Rumah sakit Universal Daha Husada, Kediri, Jawa Timur menarangkan, dari riset Organisasi Kesehatan Dunia( World Health Organization), 79 persen gigitan ular tidak lewat pembuluh darah melainkan melalui pembuluh getah bening.
Sehingga, darah korban gigitan ular tidak butuh disedot.
Penindakan awal pada korban gigitan ular yang diajarkan merupakan imobilisasi ataupun bagian badan yang tergigit terbuat tidak bergerak.
" Prinsipnya imobilisasi. Pergerakan otot hendak membuat kelenjar getah bening menyebarkan dapat ularnya, hingga kita wajib membuat ia( korban) tidak bergerak,” katanya.
Kita tidak membutuhkan perlengkapan yang sangat mutahir. Barang simpel semacam kayu, gedebog pisang, kulit kayu, kardus, ataupun barang rigid yang lain dapat dimanfaatkan.
Triknya, ambil 2 bilah barang tersebut buat menahan bagian yang tergigit dari ujung jari sampai ujung sendi.
“ Bila kaki, berarti dari ujung kaki hingga pangkal paha sebab kita mau membuat kelenjar getah bening yang terdapat pada otot- otot tidak bergerak sebab ototnya gerak,” kata Maha.
2. Ikat
Campurkan 2 bilah barang tersebut memakai kain, perban ataupun elastic band aid supaya 2 bidang tersebut menopang bagian badan yang tergigit dengan baik.
Sekali lagi, jalinan bukan dicoba di tempat gigitan. Jauhi menggerakkan bagian yang tergigit sebab takut hendak jadi sistemik serta korban malah wafat.
3. Membawa ke rumah sakit
Membawa korban ke rumah sakit. Pihak rumah sakit hendak periksakan apakah korban terdapat pada fase sistemik ataupun lokal.
Bila masih pada fase lokal, korban hendak diobservasi sepanjang 24 sampai 48 jam.
" Jika tidak jadi sistemik telah dapat kembali," ucapnya.
Maha menegaskan kalau anti- bisa tidaklah perihal sangat utama.
Perihal utama dalam penindakan korban gigitan ular merupakan membantu kegawatannya.
Misalnya, menolong memasang ventilator bila korban hadapi kesusahan bernafas.
Kemudian bila korban masih dapat nernafas dengan wajar dapat dikasih, misalnya nasal cannula, oksigen, diinfus dan diberi obat lain, semacam obat perih ataupun antikolinesterase.
Antikolinesterase sendiri bagi Maha dapat menolong membuat otot tidak lumpuh sebab dampak dapat ular.
Ada pula indikasi fase sistemik berbeda- beda buat tiap tipe gigitan ular.
Indikasi pada korban gigitan ular hijau, misalnya, semacam pendarahan, pendarahan gusi, mimisan, muntah darah, ataupun berkemih darah.
Sedangkan bila ular yang melanda mempunyai tipe dapat neurotoksin( toksin bereaksi di sel saraf) semacam kobra, hingga indikasi yang bisa jadi mencuat di antara lain mata tidak dapat terbuka, sesak, kandas napas, sampai kandas jantung.
Bila sudab sistemik, penderita dapat diberi pertolongan darurat airway- breathing- circulation serta membagikan obat antikolinesterase.
" Baru jika rumah sakit tidak memiliki anti- venom dapat dirujuk, tetapi penderita dalam keadaan telah tertolong," ucap lulusan Fakultas Medis Universitas Brawijaya, Malang itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tahap Penanganan Gigitan Ular yang Tepat"